Jakarta -
Gunung Ijen di Banyuwangi sangat unik. Tidak hanya akan api birunya, namun juga kisah para pencari batu belerang. Sehari-harinya, para pemanggul belerang ini berjalan kaki sambil memanggul beban di pundak mereka.
Yanto dengan beban belerang puluhan kilogram. Yanto membawa belerang untuk dijual
|
Gunung Ijen di Banyuwangi sangat unik. Tidak hanya akan api birunya, namun juga kisah para pencari batu belerang. Sehari-harinya, para pemanggul belerang ini berjalan kaki sambil memanggul beban di pundak mereka.
Pundak Yanto yang menghitam menahan beban berat belerang yang diambilnya dari Kawah Ijen
|
Gunung Ijen di Banyuwangi sangat unik. Tidak hanya akan api birunya, namun juga kisah para pencari batu belerang. Sehari-harinya, para pemanggul belerang ini berjalan kaki sambil memanggul beban di pundak mereka.
PTP XII, Kebun dan Perumahan Kalisat/Jampit
|
Gunung Ijen di Banyuwangi sangat unik. Tidak hanya akan api birunya, namun juga kisah para pencari batu belerang. Sehari-harinya, para pemanggul belerang ini berjalan kaki sambil memanggul beban di pundak mereka.
Gunung Ijen di Banyuwangi sangat unik. Tidak hanya akan api birunya, namun juga kisah para pencari batu belerang. Sehari-harinya, para pemanggul belerang ini berjalan kaki sambil memanggul beban di pundak mereka.Gunung Ijen di Banyuwangi sangat unik. Tidak hanya akan api birunya, namun juga kisah para pencari batu belerang. Sehari-harinya, para pemanggul belerang ini berjalan kaki sambil memanggul beban di pundak mereka.Gunung Ijen di Banyuwangi sangat unik. Tidak hanya akan api birunya, namun juga kisah para pencari batu belerang. Sehari-harinya, para pemanggul belerang ini berjalan kaki sambil memanggul beban di pundak mereka.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar