|
Seorang warga adat mengambil padi saat mengikuti iring-iringan pada puncak upacara Seren Taun. Selanjutnya, mereka akan mengusung padi atau biasa disebut rengkong.
|
|
Pada pertunjukan Rengkong, warga biasanya menggunakan alat pemikul padi yang disebut Angguk Rengkong. Angguk Rengkong terbuat dari Awi Guluntungan (Bambu Gelondongan). Angguk Rengkong dipergunakan untuk memikul padi sambil berjalan
|
|
Setelah ritual Rengkong, kaum pengiring musik Dogdog Lojor mengirini perjalanan dan nyanyian Sunda sambil Ngibing (menari).
|
|
Baris kolot atau sesepuh dari 568 kampung kecil dengan sabar menunggu hingga seluruh iring-iringan siap berangkat menuju Leuit Si Jimat.
|
|
Iring-iringan berjalan sejauh 3 kilometer dengan tanpa alas kaki menuju tempat utama upacara.
|
|
Warga melakukan atraksi debus dalam perayaan Seren Taun.
|
|
Pemimpin Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar, Abah Ugi Sugriana Rakasiwi, sedang menunggu iring-iringan pembawa padi.
|
|
Abah Ugi Sugriana Rakasiwi atau yang akrab disapa Abah Anom memasuki lumbung padi khusus pada puncak upacara Seren Taun ke-645.
|
|
Jumlah penduduk di Kasepuhan Ciptagelar mencapai 28.000 jiwa (sensus 2012). Warga Ciptagelar bermata pencaharian tani. Hasil tani satu tahun sekali ini menghasilkan berbagai padi unggul seperti tampeuy, gagajahan dan sebagainya dengan
|
Halaman 2 dari 10












































Komentar Terbanyak
IKN Disorot Media Asing, Disebut Berpotensi Jadi Kota Hantu
Thailand Minta Turis Israel Lebih Sopan dan Hormat
Wisatawan di IKN: Bersih dan Modern Seperti Singapura, tetapi Aneh dan Sepi