Jakarta -
Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.
ugc
|
Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.
ugc
|
Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.
ugc
|
Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.
ugc
|
Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.
ugc
|
Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.
ugc
|
Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.
Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.Bila banyak bangunan masjid yang terinspirasi oleh gaya klasik Timur Tengah ataupun afrika, tidak dengan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Gaya arsitektur masjid yang menelan biaya milyaran rupiah di era 70-an ini yang justru membaurkan seni etnis dayak, banjar serta melayu yang menjadi etnis khas penduduk Kalimantan. Seperti bentuk kubah masjid ini yang meniru bentuk topi Tangui yang biasa digunakan petani dan nelayan Kalimantan.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Aneka Gaya Ahmad Sahroni di Luar Negeri dari Paris sampai Tokyo
Viral Beredar Template IG Itinerary Kunker Anggota DPR Komisi XI di Sydney