Offroad menuju Arfak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dadang Lesmana|11083|PAPUA BARAT|26

Offroad menuju Arfak

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Rabu, 02 Mar 2011 10:30 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Offroad menuju Arfak
ugc
Jakarta - Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.

ugc
Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.

ugc
Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.

ugc
Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.

ugc
Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.

ugc
Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.

ugc
Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.
Halaman 2 dari 7
Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.Jalan tanah berbatu kami lalui selepas Distrik Warmare. Tanjakan terjal, jalan menurun yang curam dan sesekali menyebrangi aliran sungai berbatu-batu. Di kiri-kanan jalan, dinding cadas dan jurang yang dalam seakan selalu mengingatkan kami untuk selalu berhati-hati. Setelah satu jam, tibalah kami di Desa Dueibey, Sebuah desa kecil dengan rumah-rumah kaki seribu dan perkebunan di sekelilingnya. Masyarakat Desa Dueibey dengan ramah menyapa kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka.Selepas desa, perjalanan ekstrim berikutnya menanti kami. Kali ini selain mendaki lebih terjal, juga dihiasi dengan debu karena cuaca beberapa hari ini sangat panas dan kering. Setelah beberapa bukit kami lalui, sekitar setengah jam berikutnya, kami melewati desa bernama Indabri yang berdekatan dengan desa berikutnya, Imbenti. Lagi-lagi, keramahan penduduk desa kami rasakan setiap kali kami berpapasan.
(travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads