Tak hanya Great Wall, tapi China juga punya Dixia Cheng yang sama-sama berfungsi untuk menahan serangan musuh saat terjadi peperangan. Turis pun bisa menelusuri Dixia Cheng yang merupakan kota bawah tanah tersebut.
Dilongok dari situs china.org.cn, Senin (4/11/2013), pembangunan Dixia Cheng didasari peristiwa Sino-Soviet, yaitu konflik sesama negara komunis China dan Uni Soviet (1960-1989) saat perang dingin. Saat itulah, hubungan politik dan ideologis antara China dan Uni Soviet sedang memanas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentu saja, Dixia Cheng bukanlah hanya kota bawah tanah biasa. Dengan luas mencapai 85 kilometer persegi, memiliki 2.300 lubang ventilasi dan 90 pintu masuk, serta berada 8-10 meter di bawah tanah, Dixia Cheng dapat melindungi warga Beijing terhadap dampak radioaktif.
Di dalam Dixia Cheng juga terdapat klinik, sekolah, restoran, teater, gudang minyak dan gandum, tukang cukur, dan pertokoan. Bahkan, di dalamnya juga terdapat peternakan budidaya jamur yang bisa tumbuh hanya dengan sedikit cahaya.
Kota bawah tanah ini juga terhubung ke beberapa kota-kota di sekitar Beijing, dari Xidan dan Xuanwumen ke Qianmen dan Chongwen. Tampaknya, Mao Zedong benar-benar merencanakan pembangunan kota bawah tanah yang aman dan sangat nyaman untuk warganya.
Namun, kini Dixia Cheng bukan lagi menjadi tempat bersembunyi saat perang. Pemerintah Beijing telah membuka kota bawah tanah ini sebagai destinasi wisata sejak tahun 2000.
Turis yang sedang melancong ke Beijing, dapat mampir ke Dixia Cheng dan bisa masuk melalui Qianmen, yang ada di selatan Lapangan Tiananmen. Tiket masuknya hanya sekitar USD 2,4 atau sekitar Rp 27 ribu saja. Ayo, jelajahi kota bawah tanah Dixia Cheng yang bersejarah ini!
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar