Kring! Kring! Asyiknya Blusukan di Sakai Naik Sepeda

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Jepang

Kring! Kring! Asyiknya Blusukan di Sakai Naik Sepeda

- detikTravel
Senin, 18 Nov 2013 17:52 WIB
Parkir-parkir sepeda, baik yang susun dan yang shelter tersebar di Kota Sakai (Hany/detikTravel)
Sakai - Turis yang liburan di Kota Sakai, Osaka, Jepang, akan dibuat terkesima dengan pemandangan yang disuguhkan. Jumlah orang yang menggunakan sepeda lebih banyak ketimbang sepeda motor. Anda pun harus mencoba saat ke kota ini.

Saat tiba di Kota Sakai pada Rabu (6/11/2013) lalu, detikTravel bersama para jurnalis Sakai ASEAN Week 2013 lain menyaksikan bahwa semua orang kalau tidak bersepeda, ya berjalan kaki. Yang memakai mobil tetap ada, namun tak sebanyak di Jakarta.

Warga bersepeda motor apalagi, bisa dihitung dengan jari yang berseliweran. Alhasil, tak ada jalanan yang macet dan perang klakson yang bising.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Kota Sakai yang bersepeda itu tak pandang bulu, mulai dari pria muda berjas necis hingga mbak-mbak yang bersepatu boot modis. Selain udaranya yang dingin, bersepeda di Kota Sakai makin nikmat karena jalurnya terletak di trotoar, bersatu dengan jalur pejalan kaki alias pedestrian. Trotoar di jalan protokol di Kota Sakai memang lebar-lebar, sekitar 3-5 meter, seperti di trotoar di sekitar Balai Kota Sakai.

Ada pula trotoar yang sempit namun, itu tetap bisa dilalui sepeda. Bahkan Pemkot Sakai menyediakan patok batas bagi lalu lintas orang bersepeda di trotoar itu. Trotoar di Kota Sakai juga diberi batas dari jalan raya, bisa berupa pagar besi atau berupa pagar tanaman.

Parkiran sepeda dari yang berupa shelter biasa hingga parkir sepeda susun bisa Anda temui di kota yang memiliki pabrikan sepeda pertama di Jepang ini. Sepeda di setiap depan rumah dan toko pun berceceran terparkir di pinggir jalan.

Dengan infrastruktur yang demikian, maka para pesepeda tak perlu kemrungsung atau khawatir dia bakal ditabrak sopir bus, keserempet mobil atau motor di pinggir jalan. Selain jalurnya sudah tersedia khusus, para pengemudi kendaraan bermotor di Kota Sakai sangat menghargai pesepeda dan pejalan kaki, cara mengemudinya pun sangat tertib. Asal patuhi saja lampu rambu lalu lintas di traffic light, kapan pejalan kaki dan pesepeda bisa menyeberang atau tidak.

Aman dan nyaman! Itulah yang dirasakan saat bersepeda pada malam terakhir di Kota Sakai pada Selasa (12/11/2013) lalu. Pada Selasa siang, kami sudah mencari informasi mengenai sistem sewa sepeda yang disediakan Pemkot Sakai. Malamnya, kami pergi sendiri, menyewa sepeda dengan harga 300 Yen (sekitar Rp 30 ribu) dengan waktu pakai 12 jam.

Kami menyewa sepeda dari shelter penyewaan di depan Balai Kota Sakai di Sakai Tourism Information Center. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 waktu setempat, di mana kantor itu akan tutup 30 menit kemudian. Petugas tetap melayani kami dengan ramah dan berpesan jangan lupa mengunci sepeda kalau diletakkan di trotoar.

Lantas kami mulailah kami mengayuh, dengan peta yang kami dapat di kantor pusat informasi turis itu. Tujuannya, Mal Plat-plat, yang jaraknya sekitar 2 km dari Balai Kota Sakai. Kami bermaksud membeli beberapa buah tangan di mal yang sudah pernah kami kunjungi sebelumnya itu. Jalurnya, lurus-lurus saja.

Kemudian dengan santai mengayuhlah kami menyusuri trotoar Kota Sakai. Tapi setelah begitu lama, bangunan yang kami maksud tak kunjung ditemukan dan kami tetap santai mengayuh.

Panik sedikit, salah satu dari kami bertanya kepada seorang pria berusia sekitar 20-an tahun yang keluar dari suatu pusat perbelanjaan. Pria yang tak kami kenal itu tak bisa berbahasa Inggris, dan kami tak bisa berbahasa Jepang. Jadilah, bahasa tarsan alias bahasa tubuh menjadi andalan, sambil menunjuk-nunjuk peta dan membuat berbagai bahasa isyarat tangan.

Tapi rupanya, pria yang tak kami kenal itu tak tega melepas kami mengayuh sepeda mencari jalan yang benar begitu saja. Kami lantas dipandunya. Pria itu memandu kami dengan mengayuh sepedanya dan kami mengikuti di belakangnya, masuk keluar jalan kecil. Kami terus mengikuti hingga akhirnya bertemulah kami dengan jalan yang benar menuju Mal Plat-plat dan Hotel Agora Regency, hotel tempat kami menginap sebelum berpindah ke Daiwa Roynet Hotel.

Kami sadar kami sudah tersasar sekitar 3 km jauhnya dan pria yang tak kami kenal itu sungguh berbaik hati mengantarkan dan memandu kami sejauh itu! Setelah bersalaman sambil berbungkuk-bungkuk mengucapkan 'Arigato gozaimasu' (terima kasih-red) berulang kali, kami akhirnya berpisah dengan pria yang tak kami kenal itu. Sekali lagi kami bertemu kebaikan di Kota Sakai sambil menggowes sepeda. Kring! kring!

(ptr/fay)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads