Mengintip Petilasan Prabu Joyoboyo di Kediri

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengintip Petilasan Prabu Joyoboyo di Kediri

- detikTravel
Senin, 20 Okt 2014 11:40 WIB
Loka Muksa (Muhajir/detikTravel)
Pasuruan - Petilasan Prabu Sri Aji Joyoboyo di Kediri selalu dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Usut punya usut, petilasan ini kabarnya sering didatangi wisatawan dengan berbagai tujuan dan mengharapkan sesuatu. Mari melihatnya dari dekat!

"Pengunjung dari berbagai daerah, Jakarta, Surabaya, Situbondo, Pasuruan dan lain-lain. Tujuannya macam-macam, ada yang ingin lulus sekolah, sukses dalam bekerja dan banyak lagi," ujar Kamidi (57), salah seorang petugas jaga di kompleks petilasan, kepada detikTravel Sabtu (18/10/2014) kemarin.

Para wisatawan yang datang biasanya menghabiskan waktu untuk berfoto dan mempelajari tentang Prabu Joyoboyo. Prabu Joyoboyo merupakan putra Raden Panji dari Kerajaan Jenggala dan Putri Sekartaji dari Daha. Pada masa Joyoboyo Kerajaan Kediri mencapai kejayaannya dalam ilmu pengetahuan, sastra dan seniM pada masanya kita Mahabarata dan Ramayana diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Joyoboyo juga masyhur sebagai nujum (peramal) sakti. Ramalan akan masa depan ditulisnya dalam bentuk tembang Jawa, diantaranya 21 pupuh berirama Asmaradana, 29 pupuh berirama Sinom dan 8 pupuh berirama Dhandanggulo yang kemudian dikenal dengan Kitab Musarar.

"Sebagian besar datang ke sini dengan tujuan mengharapkan sesuatu," tegas Kamidi yang merupakan pria asli Desa Menang dansudah delapan tahun bekerja di petilasan.

Petilasan Joyoboyo yang berada di Desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri terdiri dari Pamuksaan dan petirtaan Sendang Tirta Kamandanu. Meski terdiri dari dua lokasi berbeda, keduanya merupakan kesatuan. Sendang tersebut diyakini lokasi mandi sang prabu dan pemuksaan merupakan lokasi hilangnya jiwa dan jasadnya (moksa).

Loka muksa merupakan bagunan utama yang disucikan para peziarah. Loka muksa terdiri dari lingga dan yoni yang menyatu dengan batu bulat yang memiliki lubang tembus di bagian tengah menyerupai mata.

Lingga dan yoni melambangkan unsur kehidupan laki-laki dan perempuan, sedangkan batu tersebut konon melambangkan kewaskitaan sang prabu.

"Para pengunjung yang datang sengaja untuk berziarah melakukan rangkaian ritual dari sendang kemudian berdoa di pemuksaan," jelas Kamidi.

Petilasan ini ramai saat malam jumat legi juga malam 1 Suro. "Banyak para pejabat ke sini, para kapolres juga," terang Kamidi.

Lokasi petilasan sangat sejuk dengan rerimbunan pohon-pohon besar. Terdapat juga pendopo yang dimanfaatkan pengunjung untuk duduk dan istirahat. Bagi peziarah yang akan berendam di sendang juga disediakan tempat ganti baju. Pengunjung juga bisa membawa pulang air dari sendang yang diyakini sebagai obat.

"Kalau saya beberapa kali ke sini," kata Sugianto (60), warga Bangil, Pasuruan yang datang bersama tujuh anggota keluarganya.

Meski tampak melakukan ritual di loka muksa dan membawa pulang air dari sendang, tujuannya datang hanya untuk melestarikan kebudayaan.

Jadi, kalau Anda datang ke Kabupaten Kediri, tak ada ruginya mampir ke petilasan Joyoboyo. Sebuah situs budaya yang bersejarah!

(aff/aff)

Hide Ads