Sejak pagi hari, terlihat para peziarah yang mendaki tanpa alas kaki. Dilansir oleh detikTravel dari CNN, Kamis (20/11/2014), tujuan utama dari para peiarah adalah untuk melihat Sri Pada, jejak kaki yang dianggap suci oleh empat agama besar.
Di puncak Adam's Peak yang memiliki ketinggian 2.243 Mdpl, terdapat jejak kaki yang dianggap penting oleh empat agama besar. Dalam agama Islam dan Kristen, jejak itu dipercaya milik Nabi Adam. Umat Buddha menyebutnya milik Buddha, dan umat Hindu mengatakan milik Dewa Siwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, tangga batu telah dibangun untuk memudahkan para peziarah yang mendaki Adam's Peak. Peziarah pun berasal dari empat agama besar. Mulai dari orang tua, perempuan, hingga anak-anak, masing-masing mendaki dengan begitu khusyuk.
Point pendakian yang terdekat untuk mencapai puncak adalah melalui Dalhousie. Di sana terdapat penginapan, kedai chai, dan restoran bagi para peziarah yang hendak mendaki Adam's Peak dari jalur Nallathanni. Pendakian sendiri memakan waktu 2,5 hingga 4 jam.
Sebenarnya tidak ada waktu wajib untuk mendaki Adam's Peak. Ada yang memulai sore dan tiba saat matahari terbenam, atau mendaki saat subuh dan tiba tepat saat matahari terbit. Opsi kedua memang lebih populer di kalangan peziarah dan wisatawan.
Dalam perjalanan menuju puncak Adam's peak, dapat dijumpai pedagang makanan dan penjual minuman chai. Tapi harganya tidak kalah 'curam' dengan tangga batu menuju Sri Pada, alias mahal.
Dari puncaknya Anda dapat melihat pemandangan sinar matahari pagi yang menyinari Sri Lanka. Para peziarah pun terlihat membuat lingkaran dan merapalkan mantera di dekat jejak kaki Sri Pada yang keramat.
Bulan Desember hingga Mei merupakan bulan yang ramai dikunjungi oleh para peziarah. Bahkan Anda dapat melihat cahaya obor yang dibawa peziarah pada malam hari di Adam's Peak dari kejauhan. Apa Anda tertarik untuk berziarah ke Adam's Peak?
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan