Wildlife Reserves Singapore (WSR), badan independen swadana di Singapura menginduki empat taman margasatwa untuk menjaga keanekaragaman hayati lokal maupun global. Mereka mengelola Jurong Bird Park, Singapore Zoo, River Safari, dan Night Safari yang jadi habitat satwa berbagai latar belakang geografis dan iklim.
detikTravel berkunjung ke sana beberapa waktu lalu. Semuanya berkonsep terbuka. Tak ada satwa yang hidup dalam kerangkeng, hanya diberi parit pengaman agar manusia tak mendekat. Satwa langka jadi perhatian khusus, dilindungi, dan dibiakkan. Sebelum memutuskan pergi kemana, simak dulu profil mereka:
1. Singapore Zoo
(Silvia/detikTravel)
|
Pada jam-jam memberi makan, kita dapat ikut menyodorkan seporsi sayur-sayuran ke jerapah, badak, gajah, dan babun. Namun cukup jadi penonton saat jam makan singa, karena untuk hewan satu ini, hanya petugas yang boleh melemparkan potongan-potongan ayam mentah ke arah dua ekor singa di seberang parit.
Belakangan, Singapore Zoo melangkah lebih jauh jadi kebun binatang pendidikan (learning zoo) agar dapat maksimal menyampaikan pesan tentang konservasi. Tiket Singapore Zoo dijual seharga SGD 32 atau sekitar Rp 299 ribu.
BACA JUGA: Bosan Belanja di Singapura? Main ke Singapore Zoo Saja!
2. Jurong Bird Park
(Silvia/detikTravel)
|
Lokasinya di Bukit Jurong yang berkontur. Tempat ini menyimpan lebih dari 5.000 ekor burung dari 400-an spesies dari seluruh dunia yang 15 persen di antaranya terancam punah.
Pihak pengelola menjamin semua burung dilatih dengan cara yang positif. Respon tiap burung yang dilatih pun berbeda-beda. Tak heran jika ada burung yang hanya butuh 3-6 bulan pelatihan, ada yang tiga tahun baru siap tampil, tapi ada juga burung yang tak berbakat untuk atraksi. Untuk tiket masuk ke Jurong Bird Park, harga tiketnya SGD 38 (Rp 353 ribu).
BACA JUGA: Bermain dengan Burung di Jurong Bird Park
3. River Safari
(Silvia/detikTravel)
|
Inilah taman margasatwa bertema sungai pertama dan satu-satunya di Asia. Luasnya 12 hektare, dihuni 400 spesies tanaman dan 200 spesies hewan dimana 40 persennya terancam punah.
River Safari didesain menampilkan habitat air tawar dari sungai-sungai terkenal di dunia, seperti Sungai Amazon, Sungai Mekong, dan Sungai Nil. Hewan air dan darat dari habitat sungai ikonik tersebut ditampilkan bersama budaya yang mengelilinginya.
Maskot dari River Safari adalah sepasang panda menggemaskan bernama Kai Kai (jantan) dan Jia Jia (betina). Kai Kai dan Jia Jia tinggal di dalam ruangan yang disetting mirip alam asal mereka di kawasan Sungai Yangtze, Tiongkok. Pengunjung bisa melihat mereka asyik mengunyah bambu, kadang sambil berguling-guling, seperti tak terganggu. Tiket masuknya SGD 25,20 atau setara dengan Rp 240 ribu.
BACA JUGA: Menyusuri Amazon Ala Singapura di River Safari
4. Night Safari
(Silvia/detikTravel)
|
Hewan ikonik Night Safari adalah gajah Asia bernama Chawang yang lahir lewat program penangkaran, macan Malaya, kucing bakau (Prionailurus viverrinus), anjing hutan, macan dahan (Neofeli nebulosa), anoa, banteng, tapir, dan singa Asia (Panthera leo persica).
Taman safari ini dapat dieksplor dengan berjalan kaki (walking trail) selama dua jam atau naik trem selama 35 menit. Karena berlangsung malam hari, Night Safari relatif ketat dibanding Singapore Zoo dengan pertimbangan keamanan. Semua harus dilakukan dalam kelompok, dan tiap kelompok harus didampingi pemandu. Night Safari bukanlah hutan yang gelap-gulita karena tetap ada lampu bercahaya lembut di tempat tergelap sekalipun. Tiket masuknya SGD 37,80 atau yang setara dengan Rp 350 ribu.
BACA JUGA: Ke Kebun Binatang Malam-malam di Singapura, Bisa!
Halaman 2 dari 5
Komentar Terbanyak
Ada Gerbong Khusus Merokok di Kereta, Kamu Setuju?
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Terpopuler: Dedi Mulyadi Terancam Dicopot, Ini Penjelasan DPRD Jabar