Bayangkan, Anda berjalan ke hutan rimba Afrika yang hanya terdapat berbagai satwa tanpa manusia. Puluhan meter di depan mata, singa sang raja hutan terlihat jelas tanpa pengaman. Hadap-hadapan langsung, berani?
Seorang traveler writer, Tim Johnson berbagi kisah dengan BBC Travel saat mengikuti tur safari di Okavango Delta yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Moremi Game Reserve, Ngamiland East, Botswana. Tur safarinya unik, sebab temanya 'walking safaris' alias menelusuri hutan Afrika dengan berjalan kaki.
Dari situs BBC Travel yang ditengok detikTravel, Senin (23/2/2015) Johnson tidak sendirian, ada beberapa turis dari Skotlandia dan Barcelona juga yang ikut turnya. Pemandunya adalah masyarakat setempat, bernama Paul Ditiro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Okavango Delta yang masih bagian dari Gurun Kalahari didominasi oleh padang rumput. Johnson sendiri ternyata punya misi khusus di sana, yakni bertemu singa!
Belum 10 menit mereka berjalan kaki, rombongan tur melihat jerapah yang sedang asyik berduan sambil menggosokan badan. Momen yang spesial dan jarang dilihat, mereka semua langsung mengabadikannya dengan kamera.
Ditiro yang sebagai pemandu pun menjelaskan segala hal soal kehidupan satwa Afrika. Katanya, stwa-satwa liar dapat mengetahui, mana mahluk lain yang menjadi ancaman dan bukan. Oleh sebab itu, dua jerapah tersebut asyik-asyik saja dan tidak merasa terganggu.
Kemudian, mereka terkejut ketika melihat hyena yang berlarian ke semak-semak. Semua sempat tegang, tapi Ditiro berhasil menenangkan. Intinya jangan pernah jauh-jauh dari rombongan.
Mereka juga kaget, kala melihat burung bangkai yang berukuran besar berkerumunan di atas pohon. Malah menurut Johnson, pohonnya bisa dibilang sebagai pohon burung bangkai, saking banyak jumlah burungnya.
Mereka pun diawasi baboon yang dalam perjalanan. Setidaknya Johnson dan kawan-kawan merasa aman, karena Ditiro seorang profesional dan memegang senapan yang berisi obat bius jikalau ada serangan. Sayang, singanya belum kelihatan juga.
Setelah berkemping, di hari berikutnya, Ditiro membawa rombongan ke dalam hutan. Mereka bergerak makin ke dalam taman nasionalnya. Johnson belum patah arang untuk bisa melihat singa dari dekat.
Keinginan Johnson terkabul, setelah Ditiro yang berada di paling depan memberikan isyarat untuk merapatkan barisan. Hanya berjarak puluhan meter, di depan mata meraka ada raja hutan!
Ada dua singa yang terlihat. Ditiro meminta rombongan untuk berlangkah dengan tenang, sembari jarinya tak lepas dari pelatuk senapan yang sudah dikokang. Mereka harus terus berjalan.
Saat itulah, suasana benar-benar menjadi tegang. Mereka berhadapan dengan singa, predator di urutan paling teratas dalam rantai makanan. Tidak ada pagar pembatas antara mereka dengan dua singa itu. 'Saya merasa sedang menjadi mangsa', begitu kata Johnson dalam hati.
"Peraturan pertama saat bertemu singa di alam liar, jangan lari! Lihatlah otot dan cakarnya, dialah mesin pembunuh murni," tegas Ditiro menjelaskan.
Beruntung, raja hutan itu membalikan badan dan berjalan menjauh. Semuanya benar-benar menghela nafas panjang, karena tidak jadi santapan dua singa. Jantung tidak berhenti berdetak kencang.
Rasa penasaran Johnson melihat singa dari dekat terkabul sudah. Dia merasa, manusia sungguh tidak berdaya saat 'face to face' dengan sang raja hutan di alam liar. Pengalaman ini tak akan pernah dilupakannya.
"Adrenalin benar-benar terasa mengalir ke dalam darah, belum pernah merasakan hal seperti ini. Senang memiliki pengalaman luar biasa dan beruntung masih hidup," tulis Johnson.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!