Jalur Sutera yang Legendaris Sungguhan Ada Wujudnya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jalur Sutera yang Legendaris Sungguhan Ada Wujudnya

- detikTravel
Kamis, 19 Mar 2015 20:03 WIB
Papan penanda Jalur Sutera di Ladakh (Randy/detikTravel)
Leh - Jalur Sutera adalah jalan yang menghubungkan Tiongkok dengan dunia Barat pada ratusan tahun yang silam. Siapa sangka, wujud Jalur Sutera masih ada sampai sekarang dan belum berubah bentuknya. Wisatawan bisa melihatnya di India.

Romantisme Jalur Sutera yang memanjang dari Tiongkok dan melewati India hingga Suriah, memang berperan vital pada zaman dulu. Apabila berkunjung ke Leh, di India Anda akan dibuat ngeri akan Jalur Sutera di kawasan itu yang dikelilingi jurang.

Zaman dulu, para pedagang dari Tiongkok berdagang dengan melewati Jalur Sutera yang membentang dari Timur hingga ke Barat. Saat di mana transportasi masih apa adanya, mereka sudah menempuh jarak ribuan kilometer dengan menaiki kuda atau berjalan kaki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu hanya sebagian romantisme akan Jalur Sutera yang legendaris. Lama sudah berlalu, nyatanya Jalur Sutera memang masih ada, salah satunya di Leh, India. Para pedagang memang pergi dari Tiongkok dan melewati pegunungan di Leh, sebelum kembali melanjutkan perjalanannya.

Salah satu buktinya dapat dilihat pada papan penanda jalan yang terletak di jalan menuju Khardung La, jalan raya tertinggi di dunia dengan ketinggian 5.359 Mdpl. Sudah tinggi, udaranya juga sangat dingin, salut rasanya pada para pedagang yang dahulu melintas!

Dari Leh di Ladakh, dibutuhkan setidaknya 4 jam perjalanan untuk mencapai papan penanda Jalur Sutera yang searah dengan Khardung La. Walaupun menggunakan kendaraan roda empat, saya pun hanya bisa mengucap doa di sepanjang perjalanan.

Bagaimana tidak, dari jalanan yang awalnya landai, pelan-pelan berganti menjadi jurang tanpa pagar pengaman. Mengintip sedikit ke jendela, sudah tampak jauh di ujung sana dasarnya. Sedikit saja ban selip, pasti tidak ada lanjutan ceritanya.

Suasana pun menjadi semakin tegang ketika mobil yang dibawa oleh supir menyalip truk yang ada di depan. Setengah ban mobil pun rasanya seperti sudah menapak jurang. Sungguh pengalaman yang bikin olahraga jantung.

Sesampainya di lokasi papan penanda Jalur Sutera, saya hanya bisa terdiam. Di satu sisi kagum akan perjuangan para pedagang Tiongkok yang dahulu melewati Jalur Sutera tersebut. Udara begitu dingin, belum lagi jurang di sisi kiri dan kanan jalan.

Rasanya sulit membayangkan seseorang yang berdagang dengan melewati rintangan dan jalan seperti itu. Nyatanya itu memang sungguh terjadi dan menjadi kisah Jalur Sutera yang dikenal banyak orang dalam buku sejarah dan catatan perjalanan.

Usai mengambil foto, saya pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Khardung La. Oh jalan sutra, sungguh mempesona sekaligus mengerikan di saat bersamaan. Biarlah itu menjadi cerita abadi yang dikenang sepanjang masa.

(fay/fay)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads