Kalau sebelumnya saya naik kereta Shinkasen Mizuho 600 dari Hakata ke Hiroshima, maka kali ini saya juga mencoba naik kereta Shinkansen Nozomi 318 dari Stasiun Osaka ke Stasiun Shinagawa, Tokyo. Kedua keretanya jelas berbeda, dari jarak tempuh sampai harga tiketnya.
Harga tiket kereta Shinkasen Nozomi 318 dibanderol seharga 14.450 Yen atau jika dirupiahkan sekitar Rp 1,5 juta. Tak heran, jarak perjalanannya memang cukup jauh, mencapai 515 kilometer. Tapi waktu tempuhnya, hanya 2 jam saja.
Lantai dan bangku yang bersih, menyambut kedatangan saya bersama rombongan media dari Jakarta. Kami duduk di bangku masing-masing, dengan membawa banyak barang. Ada yang bawa tas carrier sampai koper. Tapi tenang, itu bisa ditaruh di tempat tas di atas bangku.
Atau, bisa juga ditaruh di depan kaki. Ruang kakinya memang cukup luas, jadi tak masalah kalau ditaruh barang. Saya sendiri memilih menaruh tas carrier di depan kaki. Tas saya pun tidak menganggu meja lipat di depan saya untuk makan.
Kalau mau mengecas baterai kamera atau ponsel, tinggal colok saja di bagian bawah kursi. Casnya gratis alias tidak dikenai biaya. Jika perut lapar, tak perlu khawatir. Karena perjalanannya jauh, para petugas kereta Shinkansen akan lalu lalang di dalam gerbong sambil membawa makanan.
Para petugas tersebut kebanyakan adalah wanita. Dia tidak akan berteriak-teriak makanan dan minuman, tetapi hanya jalan saja tanpa bersuara. Begitu ada yang mau pesan, tinggal bilang dan dia akan berhenti. Tidak menganggu penumpang lainnya bukan?
Oh ya, bangku di kereta Shinkansen Nozomi 318 juga lebih banyak. Model bangkunya tiga-dua, tiga di kanan dan dua di kiri. Biasanya yang di kanan, diisi satu keluarga yakni ayah, ibu dan anak.
Puas tidur sejenak, saya mau berjalan-jalan berkeliling gerbongnya. Hal pertama yang saya cermati adalah soal keamanan. Di setiap gerbong dan bagian penyambungnya terdapat banyak kamera pengawas. Ini tentu membuat siapa saja bakal berpikir dua kali, jika akan melakukan kejahatan.
Kemudian, kamar mandi terdapat di setiap bagian penyambung antar gerbong. Kamar mandinya memang tidak luas, cukup sempit. Tapi itu bukan masalah, karena walaupun sempit, kamar mandinya tetap bersih dan kering.
Biasanya, bagian penyambung gerbong diisi oleh kamar mandi di kiri dan kanan. Di kiri adalah untuk kamar mandi campur (pria dan wanita yang hanya satu kamar mandi saja), serta kamar mandi wanita yang lebih luas dan untuk wanita yang mau mengganti popok bayi. Sedangkan di kanan, ada satu kamar mandi untuk pria dan westafel.
Nozomi 318 sendiri terdiri dari 16 gerbong. Menariknya, di gerbong 11 terdapat tempat khusus untuk penumpang yang difabel khususnya yang menggunakan kursi roda.
Kemudian soal kebersihan, di tiap gerbong disedikan tempat sampah yang tepatnya ada di bagian penyambung gerbong. Tempat sampahnya pun dibedakan, antara sampah botol, sampah basah bekas makanan dan sampah plastik. Karena ada di tiap gerbong, maka bukan alasan untuk membuang sampah sembarangan.
Di gerbong 9 dan 15, tersedia telfon umum yang bisa digunakan penumpang. Sedangkan di gerbong 8 dan 11, yang merupakan bagian tengah-tengah, ada petugas yang siaga berjaga. Mereka siap membantu penumpang yang mengalami masalah, termasuk juga turis.
Sungguh, nyaman betul naik kereta Shinkansen Nozomi 318 ini. Fasilitas dan kebersihannya patut diacungi jempol. Saya dan rombongan media yang naik kereta ini atas undangan dari Japan National Tourism Organization (JNTO) dan Cathay Pacific benar-benar dibikin puas.
"Kayak naik pesawat kelas ekonomi ya, tapi yang ini lebih nyaman," ujar komentar salah seorang awak media.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda