Patung kayu berukir khas Papua, orang-orangan dari jerami dengan topeng kulit kayu setinggi pria dewasa dan beberapa tengkorak. Ketiganya, beserta puluhan jejak artefak Asmat yang lain dipamerkan dalam ruang kaca yang sejuk. Semua dipajang dalam displai menarik dengan lampu sorot yang dikhususkan untuk menghidupkan karakter salah satu suku di Papua tersebut.
Beberapa turis menikmati artefak itu. Setidaknya terlihat dari mata-mata yang antusias dan menyelidik hampir setiap detil artefak yang dipajang. Mungkin mereka mengira-ira, bagaimana kehidupan sehari-hari Suku Asmat berlangsung. Itulah suasana di De Young Museum, di Golden Gate Park, San Franciso. Suku Asmat jaraknya separuh keliling planet Bumi dari museum itu.
Β
"Asmat merupakan bagian dari koleksi seni Oseanic (negara dan suku-suku yang bermukim di kawasan Samudera Pasifik-red). Ia mulai mengisi museum ini sejak tahun 1930, sejak Harriet Newton Dimond melakukan perjalanan ke pasifik dan menyumbang 70 karya, termasuk ukiran dan kain dari Papua," demikian informasi digital yang dinikmati detikTravel ketika berkunjung ke museum itu beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, De Young menyimpan pula koleksi seni dari Afrika dan AS. Juga karya para seniman kontemporer berbagai genre dalam bentuk patung, fotografi, art paper, lukisan, instalasi multimedia sampai seni kontemporer. Semua diletakkan dalam bingkai terhormat, menarik dan menggugah selera dan nalar.
Tak mengherankan bila pengelola museum sangat berhati-hati, memeriksa semua barang bawaan pengunjun termasuk melarang tongsis dipergunakan di dalam museum. Sementara tas punggung diminta untuk dijinjing.
"Mungkin untuk mengindari tas punggung menyenggol koleksi museum tanpa sengaja," kata Lina, salah seorang turis Indonesia menduga-duga.
Untuk menikmati suasana museum, pengunjung dikenakan tiket US$ 10 (Rp 140 ribu). Namun untuk hari-hari tertentu, pihak museum menggratiskan bagi siapa saja. Kalaupun enggan masuk, bisa menikmati suasana taman De Young dari luar yang menyatu dengan Taman Kota Golden Gate Park.
Kita bisa mengagumi struktur bangunan nyentrik De Young yang didominasi material tembaga dari arsitek asal Swiss, Jacques Herzog dan Pierre de Meuron. Inilah dua arsitek yang merancang Stadion Bayern Munchen dan stadion olimpiade sarang burung di Beijing.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!