Kosta Rika, Negara Tanpa Militer yang Bahagia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kosta Rika, Negara Tanpa Militer yang Bahagia

Afif Farhan - detikTravel
Jumat, 06 Nov 2015 13:53 WIB
(Getty Images)
San Jose -

Kosta Rika diberkahi keindahan alam dari pantai dan gunung yang indah. Lebih dari itu, negara kecil di Amerika Tengah ini adalah negara yang paling bahagia di dunia dan tidak memiliki satuan militer.

Beberapa tahun ini, New Economics Foundation (NEF) mengeluarkan survei bertajuk Happy Planet Index (HPI). Surveinya menilai negara-negara yang penduduknya paling bahagia di dunia. Penilaianya pun dilihat dari kehidupan penduduk, kelestarian alam, dan bayangan akan masa depan negaranya.

Kosta Rika, negara yang masuk dalam kawasan Amerika Tengah selalu masuk dalam daftar 10 besarnya. Padahal, Kosta Rika bukanlah negara maju seperti Jepang, Inggris dan AS. Urusan pariwisata, tidak banyak-banyak amat juga turis yang datang ke sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa rahasianya Kosta Rika menjadi negara yang bahagia?

Dikutip detikTravel dari BBC, Jumat (6/11/2015) Kosta Rika mulai 'sadar' untuk menjadi negara bahagia di tahun 1949. Presiden Kosta Rika saat itu, Jose Figueres Ferre menghapus satuan militer Kosta Rika!

Salah satu alasannya, yakni perang saudara yang terjadi beberapa tahun sebelumnya antara para tentara dan penduduk sipil. Sekitar 2.000 orang tewas dan menjadi sejarah paling kelam di Kosta Rika.

Presiden Jose Figueres Ferre pun langsung mengalihkan anggaran militer untuk anggaran pendidikan, budaya, kesehatan dan kelestarian alam. Walau tidak ada militer, tetapi Kosta Rika masih memiliki satuan kepolisian untuk perihal keamanan negara.


(AFP)

Pasti kamu bertanya-tanya, bagaimana kalau Kosta Rika diserang negara lain? Asal tahu saja, Kosta Rika menandatangani perjanjian Inter-American Treaty of Reciprocal Assistance di Brasil tahun 1947. Ini adalah perjanjian antara negara-negara Amerika, Amerika Tengah dan Amerika Latin yang ditandatangi oleh 17 negara seperti AS, Kosta Rika, Chili, Brasil, Argentina, Uruguay, Honduras dan lain-lain.

Inti perjanjiannya yakni, setiap negara-negaranya saling melindungi dari serangan militer negara lain. Atau juga bisa diartikan, barang siapa yang menyerang salah satu negara yang menandatangai perjanjian Inter-American Treaty of Reciprocal Assistance, maka akan berhadapan dengan 16 negara lain termasuk AS.

Maka untuk urusan militer, Kosta Rika sudah aman. Lanjut ke alasan negara ini menjadi negara yang bahagia, Kosta Rika ternyata sangat peduli dengan kelestarian lingkungan.

Negara yang hijau

Dari tahun 1997, pemerintah negara Kosta Rika menggenakan pajak karbon untuk tiap perusahaan. Bahkan tahun 2021 mendatang, Kosta Rika siap mendeklarasikan diri sebagai negara pertama yang bebas karbon!


(Thinkstock)

Pemerintah Kosta Rika pun sudah mengganti sumber-sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Gas rumah kaca ditekan sampai rendah hingga polusi air dan udara jauh berkurang. Soal lingkungan, pemerintah Kosta Rika memang tidak main-main kepada setiap warga negaranya!

"Setiap kali saya membangun bangunan baru, saya harus mendapatkan sertifikat dari kantor lingkungan nasional bahwa saya tidak merusak lingkungan. Seperti, tidak mmbuang limbah ke sungai yang bisa mencemarinya," tutur Juan Francisco Montealegre, salah satu pemilik perusahaan konstruksi di Kosta Rika.

Pemerintah mengeluarkan denda yang sangat berat bagi para penebang pohon. Maka tak heran, dari luas wilayah negaranya yang seluas 51.100 km persegi, 25 persennya adalah hutan lindung dan cagar alam. Warga negaranya sendiri diwajibkan untuk memiliki tanaman lho!

"Hidup kami makin selaras dengan alam, karena 'kehijauan' telah membuat Kosta Rika bahagia. Tidak ada yang gersang di Kosta Rika, kemana pun Anda pergi di sini, semuanya hijau," ujar salah seorang masyarakat setempat, Ricardo Ulate.


(Thinkstock)

Masyarakat yang damai

Satu lagi alasan Kosta Rika menjadi negara yang paling bahagia adalah masyarakatnya yang hidup penuh damai. Hubungan sosial tiap orang terjalin dengan sangat baik.

"Kami tidak bisa bahagia ketika jumlah orang miskin meningkat," ujar Uskup Malvin Jimenez dari Gereja Lutheran.

Bahkan ada suatu ajaran adat di Kosta Rika yang berbunyi, 'ketika ada pertengkaran atau adu argumen di Kosta Rika maka tak boleh lebih dari tiga hari'. Semua orang di sana rasanya memang memilih hidup yang damai.

Terakhir, analisis dari BBC mengungkapkan kebahagiaan di Kosta Rika berakar dari alam yang hijau dan asri, jaringan sosial yang kuat tiap masyarakat dan anggota keluarga, program sosial dan pendidikan yang berjalan baik dan toleransi sosial yang baik. Tampaknya, kita harus belajar bahagia dari Kosta Rika...


(Thinkstock)

(aff/aff)

Hide Ads