Kelenteng Kuno di China Disulap Jadi Hotel Mewah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kelenteng Kuno di China Disulap Jadi Hotel Mewah

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Rabu, 18 Nov 2015 09:20 WIB
Interior Temple Hotel di Beijing (The Temple Hotel)
Beijing - Seringkali bangunan bersejarah dibiarkan begitu saja. Namun ada sebuah kelenteng berumur ratusan di China yang direnovasi dan disulap jadi sebuah hotel mewah.

Di Beijing, China terdapat sebuah kelenteng dari Dinasty Qing yang terlupakan dan dibiarkan begitu saja. Beruntung seorang turis asing asal Belgia yang merupakan pengusaha, Juan van Wassenhove menemukan kelenteng tersebut dan berkeinginan untuk merenovasinya.

Dibantu oleh kedua rekan bisnisnya yang berasal dari China, Lin Fan dan Li Chow, Juan bekerjasama untuk membersihkan debu dan kotoran dari kelenteng untuk menyingkap keindahan kelenteng yang sesungguhnya. Perlahan, para investor juga jadi tertarik untuk membantu renovasi dari bangunan yang disebut sebagai Zhizhusi atau Kelenteng Kebijaksanaan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir detikTravel dari situs The Temple Hotel, Selasa (17/11/2015) kemudian Zhizusi direnovasi menjadi Temple Hotel tanpa menghilangkan detil asli bangunannya. Tidak sedikit masyarakat China dan turis yang menyukainya.


(The Temple Hotel)

Di hotel tersebut traveler juga dapat menemukan salah satu kisah tentang 'Buddha hidup' yang ditulis di salah satu temboknya. Dari situ diketahui, kalau kelenteng tersebut pernah menjadi kediaman sejumlah petapa yang mencapai gelar 'Buddha hidup.'

Diketahui kalau Kelenteng Zhizusi juga pernah menjadi sebuah pabrik yang membuat mozaik, sepeda, kebutuhan kesehatan hingga TV hitam putih. Untung saja Juan melihat dan berinisiatif untuk menyelamatkannya.


(The Temple Hotel)

Setelah direnovasi, Kelenteng Zhizusi berubah menjadi hotel seni mewah denagn delapan ruangan, sebuah galeri, restoran, dengan halaman yang masih menyimpan patung hingga karya seni kenamaan dari James Tkelentengurrel.

Hotel tersebut juga menjadi tempat pertunjukan untuk seni kontemporer. Siapa pun juga diperbolehkan masuk untuk mengagumi keindahan kelenteng dan instalasi seni yang diberi sentuhan modern dan nafas kembali.

"Saya kira kami telah memperpanjang nyawa dari kelenteng ini. Saya merasa kalau kami telah melakukan kewajiban kami. Semoga yang lain juga akan mengikuti," ujar Juan van Wassenhove seperti diberitakan Wall Street Journal.


(The Temple Hotel)

(rdy/arradf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads