Cantik yang Menyakitkan di Ethiopia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cantik yang Menyakitkan di Ethiopia

Afif Farhan - detikTravel
Senin, 21 Des 2015 16:50 WIB
Proses penyatatan Suku Karo (Youtube/Pere Herms)
Adis Ababa - Apa definisi wanita cantik bagi Anda? Kebanyakan menjawab bertubuh langsing, paras menawan atau kulit putih mulus. Tidak bagi Suku karo di Ethiopia, wanita cantik adalah yang punya banyak bekas luka sayatan pisau di tubuh.

Di bagian selatan Ethiopia, terbentang Sungai Omo sepanjang 760 km. Di sekitar sungainya, baik di atas pegunungan atau di lembah, hiduplah Suku Karo yang merupakan suku asli dari Ethiopia. Jumlah mereka sekitar 200 ribu-an yang masih menjaga keaslian tradisi adatnya.

Dari berbagai informasi yang dirangkum detikTravel, Senin (21/12/2015) Suku Kara atau biasa disebut Suku Karo hidup dengan berternak dan berburu di sekitar Sungai Omo. Para wanita mengurus hewan ternak seperti sapi, sedangkan pria berburu ke dalam hutan dan menelusuri sungai untuk menangkap ikan. Paras mereka pun, sama seperti orang-orang Afrika lainnya. Kehidupannya masih sangat tradisional, tanpa menggunakan pakaian apalagi mengenal teknologi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bekas sayatan di perut (Youtube/Pere Herms)

Mereka pun menjadi daya tarik untuk turis yang sedang menjelajahi Ethiopia. Suku Karo terkenal dengan tarian-tarian adatnya dan kebiasaan mengecat badan berwarna putih. Satu lainnya lagi, adalah tradisi menyayat tubuh!

Dengan menggunakan pisau, tradisi menyayat tubuh dilakukan oleh para pria dan wanita muda Suku Karo. Caranya dengan menyayat atau bisa disebut juga memotong kulit dengan pisau yang tajam sehingga membentuk suatu bekas luka. Bukan cuma satu dua saja, tapi jumlah sayatannya bisa puluhan. Bisa di punggung, perut dan juga tangan.

Bagi pria, menyayat diri dengan pisau adalah lambang kejantanan dan dewasa. Jumlah sayatan pisau pun menggambarkan, sudah berapa jumlah musuh yang telah mereka bunuh. Makin banyak sayatannya, maka makin jumawalah para pria Suku Karo.

Untuk para wanita Suku Karo, menyayat diri adalah suatu proses kecantikan. Makin banyak jumlah sayatan, maka makin dianggap terlihat cantik dan seksi. Biasanya, para wanita menyayat di bagian perut dan bahu.


Wanita yang sedang disayat perutnya (Youtube/Pere Herms)

Ketika hendak beranjak dewasa, dalam proses menyayat tubuh, si wanita akan ditemani oleh kepala suku dan orang tuanya. Badan mereka terlentang di depan rumah dan disaksikan oleh orang lain. Sang kepala suku yang ditunjuk atau bisa juga sang ayahnya, melakukan penyayatan di sekitar tubuh.

Beberapa kabar menyebut, sang wanita tidak boleh terlihat kesakitan saat disayat. Mereka hanya diam, sembari menunggu sayatan dengan pisau sampai selesai. Kalau menangis dan sampai berteriak, artinya mereka gagal. Para pria Suku Karo pun sangat tertarik dengan wanita yang punya banyak sayatan. Mereka siap berperang dan merebutkannya.

Tradsi menyayat tubuh masih dilakukan Suku Karo sampai sekarang. Seperti perkataan yang populer 'beauty is pain', kecantikan di sana benar-benar menyakitkan.


Menggunakan pisau tajam (Youtube/Pere Herms)

(rdy/rdy)

Hide Ads