Perjalanan sensasional di Darling Harbour Sydney ini masih dalam rangkaian Indonesia AirAsia Familiarization Trip To Sydney. Rombongan bertolak dari Mercure Hotel Sydney tempat kami menginap sekitar pukul 17.30 waktu setempat.
Perjalanan ke Darling Harbour tak sampai 30 menit, lalu lintas begitu lengang karena saat ini tengah libur sekolah di Sydney sehingga lalu lintas lebih lengang dari biasanya. Lagipula semacet-macetnya Sydney tak pernah semacet Jakarta.
(Elvan/detikTravel)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu kami tiba, terlihat Darling Harbour mulai bergeliat. Banyak orang berjalan di sekitar Darling Harbour. Beberapa orang tampak duduk-duduk menanti menu makanan mereka dihidangkan di restoran-restoran tepi pantai Sydney.
Kami kemudian menunggu kapal pesiar yang akan membawa mengelilingi perairan di sekitar Sydney Harbour. Setelah menunggu, kapal John Cadman yang akan membawa kami makan malam menanti sunset ala kapal pesiar tiba sekitar pukul 20.00. Kami kemudian naik ke atas kapal mewah ini, sembari menunggu hidangan makan malam.
Tunggu dulu, makan malam sembari menanti sunset? Ya benar memang pukul 20.00 WIB di Sydney belum gelap, matahari masih tampak di penghujung cakrawala, seolah menanti kami berlayar dengan kapal pesiar dan menantikannya lenyap bersama nikmatnya hidangan dan suasana santai nan berkelas di tengah dinner cruises kami.
Mengantongi tiket dinner cruises di kapal John Cadman II yang berharga sekitar 69 sampai 260 dollar Australia (sekitar Rp 700 ribu-Rp 2,6 juta), kami pun dengan penuh percaya diri menaiki tangga besi kapal pesiar mini ini. Kami sebut kapal pesiar mini karena kapal ini sebetulnya lebih mirip rumah makan mewah terdiri dari dua lantai plus lantai paling atas terbuka, namun dalam bentuk kapal.
(Elvan/detikTravel)
Naik lantai pertama, kesan pertama sangat lega, banyak meja dan kursi ditata rapih di atas karpet merah empuk. Di pinggir ada jendela-jendela besar tertara rapih memberikan suasana di tengah lautan.
Kami tak berlama-lama di lantai satu karena tempat kami di lantai dua, kami mengambil tempat dekat dengan bartender di balik mejanya. Sederet kursi panjang untuk 10 orang sudah dipesan oleh pihak Destination New South Wales yang selalu ikut bersama tur kami.
Di lantai dua, suasana terasa lebih mewah. Meja makan dan kursi disusun rapih di pinggir-pinggir jendela. Sehingga para pengunjungΒ bisa dengan leluasa menikmati hidangan sembari melihat pemandangan indah yang disuguhkan dari tengah perairan Sydney Harbour ini.
(Elvan/detikTravel)
Yang membuat suasana semakin terasa romantis, yang janggal bagi kami yang datang beramai-ramai, adalah sebagian besar yang duduk di kursi pesiar ini adalah pasangan yang sedang honeymoon, 1st anniversary, atau ada juga yang 30th anniversary pernikahan mereka. Ada beberapa keluarga yang datang bersamaan untuk menikmati momen penting di kapal pesiar ini.
Singkat cerita kru kapal yang berseragam bak angkatan laut dengan baju putih-putih lengkap dengan pangkatnya menyajikan menu makanan. Banyak menu yang ditawarkan untuk makanan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup. Menunya memang masuk kategori multiple course alias ganti piring tiga kali.
Setelah memilih menu daging salmon untuk main course, salad untuk appetizers, dan cheese cake untuk menu penutup, kami merapat ke dek atas kapal untuk berpose. Kami menunggu saat-saat kapal melalui harbour bridge nan megah.
(Elvan/detikTravel)
Kemudian melalui Opera House yang sangat bersejarah, dan jepret. Banyak foto kami abadikan sebelum kami masuk untuk menikmati hidangan. Kami juga disapa orang baik hati yang mau menjepret kami dengan kameranya, meskipun kemudian saat kami makan dia menjual foto itu seharga 15 dollar Australia atau sekitar Rp 150 ribu per lembar. Yah untung saja kami tak harus membeli semuanya.
Soal pose penting dari atas dek kapal, sebenarnya banyak landmark dan latar indah untuk berfoto. Namun nikmatnya menu tak kalah dari keindahan pemandangan dan kami memilih menikmati pemandangan dari dalam dek dengan hidangan hangat nan memikat. Red wine dan sampanye yang disuguhkan ikut menghangatkan suasana makan nan berkelas ini.
(Elvan/detikTravel)
Sembari menikmati makan malam berkelas ini, ada suguhan menarik dari bawah tangga di bagian depan kapal. Suguhan itu adalah live music oleh penyanyi cantik nan energik. Meski hanya memakai kaus dan celana pendek, tidak seperti biduan dangdut di Indonesia, penyanyi ini menyanyikan lagu-lagu enak di tengah pelayaran pesiar kami. Tepukan tangan pengunjung jelas menunjukkan kesuksesannya membangun suasana yang hangat dan romantis bagi mereka yang tengah berduaan di atas kapal.
(Elvan/detikTravel)
Sejumlah pengunjung juga diajak berjoget bersama di depan. Suasana penuh keakraban terbangun sangat hangat di sela-sela kami menikmati hidangan nan lezat.
Tak terasa sudah lebih dari satu jam kami berlayar di atas 'kapal pesiar ini'. Sang penyanyi pun mewakili nahkoda kapal mengucapkan selamat tinggal. Beberapa pengunjung mengatakan akan kembali bersantai di kapal ini esok untuk bertemu sang biduan.
(Elvan/detikTravel)
Sementara kami tentu saja akan meninggalkan kapal ini untuk menantikan petualangan selanjutnya di negeri kanguru yang akan kami susun dalam laporan khas detikTravel selanjutnya. Namun dinner cruises di kapal pesiar malam ini sungguh jadi kenangan tak terlupakan. Seolah terabadikan seperti pose-pose kami di atas dek kapal dengan latar Opera House dan Harbour Bridge yang luar biasa keren. (van/shf)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara