Mengenang kejayaan Dinasti Ming sekaligus mengenal lebih dekat sejarahnya di masa lampau, bisa dilakukan saat berkunjung ke Ming Xiaoling Mausoleum di Nanjing. detikTravel bersama rombongan wartawan dari Jakarta yang diundang Thai Lion Air pun sempat berkunjung ke sana pekan lalu.
Hujan rintik-rintik turun ketika sampai di pintu gerbang The Ming Xiaoling Mausoleum atau The Ming Tomb. Sejumlah wisatawan pun terpaksa membeli payung. Hujan dan payung, tentunya romantis bagi pasangan muda-mudi menikmati pemandangan di sekitar lereng Pegunungan Zhongshan atau Purple Mountain, sebelah timur Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Struktur jalan dan bangunan di kawasan ini ternyata dibangun sejak 600 tahun lalu tapi masih utuh. Di sini juga terdapat the Tomb of the Hongwu Emperor. Yaitu bangunan sangat besar dan megah yang dulunya merupakan keraton dan makam Zhu Yuanzhang, kaisar pertama pendiri Dinasti Ming.
Mausoleum ternyata dirancang dan dibangun oleh Zhu Yuanzhang sendiri selama 24 tahun, yaitu sejak tahun 1381 hingga tahun 1405. Kawasan seluas 22,5 km2 ini dibangun oleh sekitar 100.000 orang pekerja dan diawasi 5.000 orang prajurit Ming. Sementara untuk pembangunan taman dan pavilun Shifangcen dilanjutkan oleh putra Zhu Yuanzhang, yaitu Zhu Di atau Ming Yongle tahun 1413.
Ia menamakan area tersebut sebagai Shen Gong Sheng De. Zhu Di menguburkan jasad ayahnya, Zhu Yuanzhang di kawasan ini, bersama istrinya Ratu Ma. Sementara, Zhu Di saat menjadi kaisar kedua memindahkan pusat ibukota dari Nanjing ke Beijing.
Begitu memasuki mausoleum, pengunjung akan melintasi jalan sepanjang 2 kilometer. Jalan itu dinamai Shendau (Jalan Suci). Di sepanjang jalan terdapat sejumlah patung berupa binatang, seperti Gajah, Singa, Naga, Onta dan Kuda.
Semua memiliki arti tentang bagaimana kekaisaran Ming saat itu telah membuka hubungan diplomatik dengan negara di luar Cina. Misalnya Afrika, Arab, dan negara Asia lainnya.
Setelah itu, traveler harus berjalan lagi sepanjang 1 km di Jalan Wengzhong. Di sepanjang jalan terdapat empat pasang patung para menteri dan jenderal Dinasti Ming. Lalu pengunjung akan melintasi Jembatan Lingxing, yang di tengahnya dipenuhi aneka tanaman bunga.
Dari jembatan pengunjung masih harus berjalan lagi sepanjang 500 meter ke bangunan utama, menuju bukit yang dinamai Du Long Fu (Bukit Naga). Di sini terdapat Mansion Ming dengan patung kura-kura menggendong dinding setinggi 10 meter, yang menandakan bahwa seorang raja menjadi penjaga dan pelindung rakyatnya.
Setelah itu, traveler baru akan melanjutkan perjalanan sekitar 500 meter ke depan. Jalanan yang terbuat dari batu tertata begitu rapih sampai menuju benteng besar dan tinggi. Terlihat bangunan istana megah di atasnya. Sayang, semua pengunjung tak diperkenankan mengambil foto.
Di tempat tersebut bukan hanya terdapat makam Zhu Yuanzhang. Tapi juga makam San Quan, raja dari Kerajaan Wu, di masa penyatuan tiga kerajaan di China pada tahun 220-265. Dan makam raja di masa Dinasti Tang dan Song, yang lebih tua dari Dinasti Ming.
Kawasan itu sempat dihancurkan dan dijarah ketika terjadi Perang Pemberontakan Taiping di abad ke-19, yang mengakhiri kekuasaan Dinasti Qing dan diambil alih pemerintahan Komunis di China. Di sini juga terdapat Mausoleum Dr Sun Yat Sen.
Banyak sekali yang bisa dilihat di The Ming Xiaoling Mausoleum. Untuk wisatawan yang akan memasuki kawasan makam terluas di Nanjing ini, cukup merogoh koncek sekitar 70 Yuan (Rp 145 ribu). (zal/krn)
Komentar Terbanyak
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti