Berlokasi sekitar 48 kilometer dari utara Amman, Jerash dikenal dengan bangunan sisa-sisa peninggalan zaman Greco-Roman kuno yang dibangun sekitar abad 3 Sebelum Masehi. Publik umum mengenalnya dengan sebutan Pompeii dari Timur Tengah karena kondisi bangunannya sebagian besar masih utuh karena terlindung oleh abu vulkanik.
detikTravel mengunjungi situs tersebut atas undangan Jordan Tourism Board (Badan Pariwisata Yordania) pada 16-23 Mei 2016 lalu. Perjalanan menuju Amman dari Jakarta berlangsung selama 11 jam dengan maskapai Royal Jordanian yang terbang tiga kali sepekan, yakni hari Senin-Rabu-Jumat. Setibanya di bandara, menuju lokasi Jerash membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melewati 'Victory Arch', para pengunjung akan menemukan makam-makam kuno para pemimpin Romawi. Setelah itu, ada juga arena pacuan kuda atau hiburan bernama 'The hippodrome' dan gereja yang dibangun dari batu-batuan bekas arena pacuan kuda. Gereja itu kini masih dalam proses ekskavasi.
Berjalan lagi sejauh 500 meter dari arena hippodrome, maka gerbang kota Jerash akan terlihat. Waleed Heyasat, pemandu yang menemani detikTravel selama perjalanan di Amman mengatakan, gerbang kota kuno di era Romawi selalu dibangun setelah makam.
"Tidak mungkin ada makam yang ada di dalam gerbang. Semua pasti di luar," ujarnya.
Setelah melewati gerbang, barulah terbentang pemandangan Jerash. Kita akan dibawa ke dalam suasana seperti hidup ribuan tahun lalu. Benar-benar utuh sebagian besar bangunannya.
Yang terlihat jelas adalah arena Oval Plaza. Ini adalah tempat berkumpulnya masyarakat Romawi kuno untuk jual beli. Di dalamnya ada pilar-pilar tinggi yang berjajar membentuk sebuah arena oval dengan luas 80 meter kali 90 meter.
Selain itu, ada dua teater Roma yang berdiri kokoh di sana. Satu dengan ukuran besar berada di sisi selatan, satu lagi berukuran lebih kecil berada di sisi selatan.
"Dua bangunan ini berfungsi sebagai arena hiburan dan juga untuk memberikan pengumuman," kata Waleed, lulusan arkeologi ini.
Ada juga jalan kuno sepanjang 800 meter yang menghubungkan Oval Plaza dan gerbang kota di sisi selatan. Jalan itu dikenal dengan nama Cardo Maximus. Di sini, pengunjung akan dibuat takjub dengan teknologi masyarakat kuno Romawi yang sudah memikirkan jalan bagi kereta kuda dan sisi kiri kanan untuk pejalan kaki atau trotoar masa kini.
"Batu-batu jalanan di sini pun masih asli. Masih terlihat bekas kereta kuda yang melintasi jalan tersebut," cerita Waleed.
Dari semua situs yang ada di Jerash, ada dua bangunan kuil yang sangat menarik. Mereka adalah kuil Zeus dan kuil Artemis. Zeus adalah bapak dari segala dewa dalam mitologi Yunani. Sementara Artemis adalah dewi simbol keperawanan, perburuan, bulan dan keindahan alam. Dia dikenal sebagai putri dari Zeus dan Leto.
Kuil Zeus masih berdiri kokoh dengan pilar-pilar besarnya. Namun pilar-pilar di kuil Artemis lebih kuat lagi. Di kuil Artemis, para pembuatnya sengaja mendesain pilar-pilar tahan gempa. Bagaimana caranya?
"Mereka membangun pilar itu agar bisa bergoyang mengikuti gempa. Bayangkan bagaimana orang zaman dulu sudah memikirkan hal ini," terang Waleed.
Untuk membuktikan kehebatan pilar tersebut, Waleed menunjukkan demo. Dia memasukkan sendok di sela-sela pilar, lalu menggoyang pilar tersebut. Benar saja, sendok tersebut bergoyang seolah mengikuti guncangan.
"Inilah alasannya kenapa kuil ini begitu kuat dan tahan lama," ungkap Waleed.
(/)












































Komentar Terbanyak
Kisah Tragis Model Cantik Belarusia: Diculik-Dibunuh di Myanmar, Organ Dijual
Benarkah Harimau Takut Kucing? Ini Penjelasannya
Menyusuri Kemang Raya, Kawasan Elite yang Masuk Daftar Kawasan Terkeren di Dunia