Nanjing di China menyimpan berbagai bangunan bersejarah yang menarik dikunjungi. Salah satunya Pagoda Porselen yang berusia ratusan tahun namun futuristik.
Mungkin begitu hebatnya pertempuran pemberontakan Taiping pada abad ke-19. Hingga sejumlah situs kuno hancur dan dijarah. Begitu pula dengan Pagoda Porselen atau Porcelain Tower di Kuil Bao'en (Kuil Syukur) di bagian selatan Sungai Qinhuai di kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, hancur dan terabaikan sekian lama.
Namun, akhirnya pemerintah Tiongkok melalui bantuan seorang pengusaha besar bernama Wang Jianlin membiayai renovasi Pagoda Porselen sebesar 1 miliar Yuan atau US$ 156 juta (Rp 2,106 triliun) pada tahun 2010. Setelah renovasi awal dilakukan tahun 2007, akhirnya Pagoda Porselen (Porcelain Tower of Nanjing) dibuka untuk umum pada 15 Desember 2015 lalu.
"Porselen Tower of Nanjing Heritage Park ini luasnya 13,3 hektar. Di dalam terdapat situs Pagoda Porselin dan Kuil Bao'en atau Da Bao En. Semua ini menjadi bagian dari Museum Nanjing," terang Anna Le, pemandu wisata yang mengantar rombongan wartawan Jakarta bersama Thai Lion Air, pekan lalu.
Untuk memasuki kawasan ini, pengunjung akan dikenai biaya masuk sebesar 120 Yen atau Rp 250.000. Wisatawan akan dipandu staf museum, yang akan memberikan earphone penerjemah.
Di dalam museum ini dipasang sejumlah artefak atau bagian-bagian asli dari bangunan Pagoda Porselen dan Kuil Bao'en. Termasuk pintu asli pagoda itu sendiri yang masih utuh.
Pada bagian lain, akan dipasang sejumlah artefak berupa uang kuno di masa Dinasti Tang, Dinasti Song dan Dinasti Ming. Sebagian lain berupa maket dan diorama tentang suasana di masa kehidupan masyarakat dan raja, dan para pendeta Budha. Yang menarik, museum ini berdiri di atas bekas lahan Kuil Bao'en. Sehingga terlihat beberapa ekskavasi (penggalian situs).
Juga terlihat rapinya jalan yang terbuat dari batu hitam di masa kejayaan tiga dinasti. Semua ditutup kaca tebal, sehingga saat kita berjalan di atasnya, seakan pengunjung berjalan di jalan di masa lalu. Baru pada bagian belakang, terlihatlah bangunan Pagoda Porselen hasil renovasi.
Saat ini, di dalam pagoda dilengkapi lift untuk naik ke puncaknya. Dari puncak akan terlihat pemandangan seluruh kota Nanjing yang dikelilingi Tembok Benteng sepanjang 20 km peninggalan Dinasti Ming.
Pagoda ini dibangun oleh Kaisar Yong Le dari Dinasti Ming abad ke-15, yaitu dari tahun 1402-1424. Yong Le membangun pagoda sebagai persembahan kepada ibunya yang telah meninggal dunia.
Pagoda ini berbentuk segi delapan dengan diameter dasar sekitar 97 kaki (30 meter), ketinggian 260 kaki (79 meter), dengan tangga di tengah pagoda, yang berputar ke atas 184 langkah. Bagian atas atap ditandai dengan kubah emas berbentuk nanas.
Pada tahun 1801, pagoda tersambar petir dan sempat hacur bagian atasnya. Pada tahun 1843, seorang traveler asal Belanda bernama Johan Nieuhof menemukan pagoda ini dan memasukkannya ke dalam 'Tujuh Keajaiban Dunia'.
Lalu tahun 1850-an meletus perang saudara yang dikenal Pemberontakan Taiping. Ketika pemberontak Taiping menguasai Nanjing, pagoda dan Kuil Bao'en ikut dihancurkan, sebagai tanda kehancuran Dinasti Qing pada tahun 1856.
Uniknya, menggunakan batu bata dari porselen putih, dengan hiasan dari glasir (glazed) dan periuk yang memantulkan cahaya dari 140 lampu gantung bisa menghasilkan warna-warni bergambar hewan, bunga dan lanskap. Bata putih dari porselen ini mencerminkan sinar matahari di waktu siang.
Pagoda Porselen merupakan yang tertinggi ketiga dan tertua ketiga di Negeri Tirai Bambu itu. Dua diantaranya, Pagoda Liaodi di Kaiyuan, Dingzhou, provinsi Heibei memiliki tinggi 275 kaki (84 meter) dibangun pada masa Dinasti Song tahun 960-1279. Dan, Pagoda Kayu di Chang'an setinggi 330 kaki (100 meter) dibangun pada masa Kaisar Yang Dark Sui tahun 611.
(zal/krn)
Mungkin begitu hebatnya pertempuran pemberontakan Taiping pada abad ke-19. Hingga sejumlah situs kuno hancur dan dijarah. Begitu pula dengan Pagoda Porselen atau Porcelain Tower di Kuil Bao'en (Kuil Syukur) di bagian selatan Sungai Qinhuai di kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, hancur dan terabaikan sekian lama.
Namun, akhirnya pemerintah Tiongkok melalui bantuan seorang pengusaha besar bernama Wang Jianlin membiayai renovasi Pagoda Porselen sebesar 1 miliar Yuan atau US$ 156 juta (Rp 2,106 triliun) pada tahun 2010. Setelah renovasi awal dilakukan tahun 2007, akhirnya Pagoda Porselen (Porcelain Tower of Nanjing) dibuka untuk umum pada 15 Desember 2015 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memasuki kawasan ini, pengunjung akan dikenai biaya masuk sebesar 120 Yen atau Rp 250.000. Wisatawan akan dipandu staf museum, yang akan memberikan earphone penerjemah.
Di dalam museum ini dipasang sejumlah artefak atau bagian-bagian asli dari bangunan Pagoda Porselen dan Kuil Bao'en. Termasuk pintu asli pagoda itu sendiri yang masih utuh.
Pada bagian lain, akan dipasang sejumlah artefak berupa uang kuno di masa Dinasti Tang, Dinasti Song dan Dinasti Ming. Sebagian lain berupa maket dan diorama tentang suasana di masa kehidupan masyarakat dan raja, dan para pendeta Budha. Yang menarik, museum ini berdiri di atas bekas lahan Kuil Bao'en. Sehingga terlihat beberapa ekskavasi (penggalian situs).
Juga terlihat rapinya jalan yang terbuat dari batu hitam di masa kejayaan tiga dinasti. Semua ditutup kaca tebal, sehingga saat kita berjalan di atasnya, seakan pengunjung berjalan di jalan di masa lalu. Baru pada bagian belakang, terlihatlah bangunan Pagoda Porselen hasil renovasi.
Saat ini, di dalam pagoda dilengkapi lift untuk naik ke puncaknya. Dari puncak akan terlihat pemandangan seluruh kota Nanjing yang dikelilingi Tembok Benteng sepanjang 20 km peninggalan Dinasti Ming.
Pagoda ini dibangun oleh Kaisar Yong Le dari Dinasti Ming abad ke-15, yaitu dari tahun 1402-1424. Yong Le membangun pagoda sebagai persembahan kepada ibunya yang telah meninggal dunia.
Pagoda ini berbentuk segi delapan dengan diameter dasar sekitar 97 kaki (30 meter), ketinggian 260 kaki (79 meter), dengan tangga di tengah pagoda, yang berputar ke atas 184 langkah. Bagian atas atap ditandai dengan kubah emas berbentuk nanas.
Pada tahun 1801, pagoda tersambar petir dan sempat hacur bagian atasnya. Pada tahun 1843, seorang traveler asal Belanda bernama Johan Nieuhof menemukan pagoda ini dan memasukkannya ke dalam 'Tujuh Keajaiban Dunia'.
Lalu tahun 1850-an meletus perang saudara yang dikenal Pemberontakan Taiping. Ketika pemberontak Taiping menguasai Nanjing, pagoda dan Kuil Bao'en ikut dihancurkan, sebagai tanda kehancuran Dinasti Qing pada tahun 1856.
Uniknya, menggunakan batu bata dari porselen putih, dengan hiasan dari glasir (glazed) dan periuk yang memantulkan cahaya dari 140 lampu gantung bisa menghasilkan warna-warni bergambar hewan, bunga dan lanskap. Bata putih dari porselen ini mencerminkan sinar matahari di waktu siang.
Pagoda Porselen merupakan yang tertinggi ketiga dan tertua ketiga di Negeri Tirai Bambu itu. Dua diantaranya, Pagoda Liaodi di Kaiyuan, Dingzhou, provinsi Heibei memiliki tinggi 275 kaki (84 meter) dibangun pada masa Dinasti Song tahun 960-1279. Dan, Pagoda Kayu di Chang'an setinggi 330 kaki (100 meter) dibangun pada masa Kaisar Yang Dark Sui tahun 611.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?