Meksiko memang bukan negara Muslim, tapi bukan berarti tidak ada umat Muslim di sana. Ada orang Tzotzil yang hidup dengan menjalankan syariat Islam di negara itu. Orang Tzotzil ini merupakan satu-satunya suku asli Maya Meksiko yang menganut agama Islam.
Dari informasi yang dikumpulkan detikTravel, Kamis (30/6/2016), orang Tzotzil mulai banyak yang menganut Islam sejak belasan tahun lalu. Saat itu, daerah Chiapas sering bergolak seiring adanya konflik terkait Tentara Pembebasan Nasional Zapatista yang memang bermarkas di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga pada suatu ketika, tak lama setelah konflik Zapatista sering terjadi, ulama dari kelompok Murabitun Spanyol datang ke Chiapas dan memperkenalkan Islam. Salah satu ulama yang datang adalah Muhammad Nafia, yang dulunya bernama Aureliano Perez.
Sejak saat itu, orang Tzotzil semakin tahu tentang Islam dan banyak dari mereka yang memutuskan jadi mualaf. Bertahun-tahun berlalu, semakin banyak yang masuk Islam. Para wanita mulai mengenakan jilbab dan pria-pria menumbuhkan jenggot.
Presiden Meksiko Vicente Fox yang saat itu berkuasa sempat khawatir apakah perpindahan ke Islam ini ada hubungannya dengan terorisme. Namun orang Tzotzil menegaskan mereka tidak tertarik dengan hal-hal semacam itu. Sudah cukup rasanya konflik politik mengoyak mereka. Kini mereka ingin hidup damai dalam naungan Islam.
Orang Tzotzil yang masuk Islam pun sedikit demi sedikit terus bertambah hingga lebih dari 300 orang. Di Kota San Cristobal, Chiapas, Murabitun membangun sekolah Al Quran, sebagai tempat belajar mengaji dan salat 5 waktu. Kedai pizza yang tidak memakai babi pun di buka di kota ini.
Orang Tzotzil juga bahu membahu membangun masjid. Beberapa masjid yang sudah dibangun di San Cristobal antara lain Masjid Al Kautsar serta Masjid Al Medina. Traveler yang berlibur ke Chiapas pun berkunjung ke masjid dan kenal lebih dekat dengan orang Tzotzil Muslim yang ramah.
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan