Klenteng di Singapura yang Punya Tradisi 'Pernikahan Hantu'

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Singapura

Klenteng di Singapura yang Punya Tradisi 'Pernikahan Hantu'

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Jumat, 05 Agu 2016 19:30 WIB
Klenteng Seng Wong Beo di Kawasan Tanjong Pagar, Singapura (Wahyu/detikTravel)
Singapura - Dibalik megahnya gedung-gedung pencakar langit Singapura, tersembunyi satu klenteng bersejarah. Tak hanya itu, klenteng ini juga menyimpan tradisi 'Pernikahan Hantu'.

Jika berlibur ke Singapura, jangan hanya menikmati segala kemewahan maupun gemerlapnya saja. Nikmati juga deretan bangunan bersejarah yang ternyata memiliki kisah menarik di baliknya. Salah satunya adalah Klenteng Seng Wong Beo.

Sepintas tak ada yang aneh dengan kelenteng satu ini, layaknya klenteng biasa dengan warna merah dan emas yang semarak. Sampai Candice, pemandu dari Hotel Oasia Downtown Singapura yang menemani detikTravel berjalan-jalan di sekitar area hotel, menceritakan kisah di balik Klenteng Seng Wong Beo tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah Klenteng Seng Wong Beo. Usianya sudah 111 tahun, salah satu bangunan tertua di kawasan Tanjong Pagar. Satu yang kalian harus tahu adalah kelenteng ini masih melangsungkan tradisi 'Ghost Marriage' alias pernikahan hantu", cerita Candice, Selasa (26/7) pekan lalu.


Spanduk tulisan ulang tahun ke-111 di sisi kiri klenteng (Wahyu/detikTravel)


Karena penasaran, detikTravel pun meminta Candice menceritakannya lebih lanjut. Candice bercerita bahwa 'Ghost Marriage', alias pernikahan hantu ini, merupakan tradisi dimana dilangsungkannya pernikahan antara orang yang sudah meninggal, dengan yang sudah meninggal juga, atau bisa juga antara manusia yang masih hidup dengan hantu, alias orang yang sudah meninggal.

"Boleh percaya boleh tidak, tetapi tradisi tersebut masih berlangsung sampai sekarang. Saya kurang tahu teknisnya seperti apa karena belum pernah melihat secara langsung. Mungkin di Singapura, klenteng ini jadi satu-satunya yang masih melangsungkan tradisi tersebut," terang Candice.

Masih dihantui rasa penasaran, siang harinya detikTravel mencoba berkunjung ke klenteng tersebut. Namun pihak klenteng tidak bersedia memberikan keterangan, untuk foto suasana di dalam klenteng pun tidak diperkenankan, dengan alasan privasi.

Menurut penelusuran detikTravel dari beberapa sumber, Jumat (5/8/2016), Klenteng Seng Wong Beo ini dibangun pada tahun 1905 oleh pendeta bernama Rui Yu. Semula kuil ini dibangun untuk menyembah City of God, alias Dewa yang bertugas melindungi seisi kota dari arwah jahat.


Sisi kanan klenteng dipagari besi dan dihiasi lampion berwarna merah (Wahyu/detikTravel)


Sepeninggal Rui Yu di tahun 1953, klenteng ini berubah menjadi tempat ibadah serta ritual penganut aliran Taoisme. Salah satu ritual Taoisme yang bikin penasaran yaitu pernikahan hantu. Sebenarnya, pernikahan ini bertujuan untuk menyatukan 2 arwah yang sudah berada di alam baka.

Pernikahan ini dikhususkan bagi pemuda-pemudi yang sudah meninggal dunia, namun belum sempat melangsungkan pernikahan di dunia nyata. Biasanya, orang tua si pemuda/pemudi akan datang ke Klenteng Seng Wong Beo, dan meminta anaknya untuk 'dicarikan jodoh' dengan arwah lainnya.

Ketika sudah dirasakan cocok dan berjodoh, juga kedua belah pihak keluarga sudah menyetujui, maka 'pernikahan hantu' ini bisa dilangsungkan. Pihak keluarga mempelai akan menggelar pesta dan ritual khusus untuk merayakan 'pernikahan hantu' di alam baka tersebut.

Bagi logika manusia kebanyakan, tradisi ini mungkin di luar nalar. Namun dari segi budaya, ritual ini patut dipertahankan dan dilestarikan agar tidak punah. Pada kenyataannya juga, ritual budaya ini masih berlangsung dan lestari hingga sekarang.

Traveler yang kebetulan sedang liburan di Singapura, bisa mampir ke kelenteng ini dan mendengar kisahnya secara langsung dari pihak pengelola agar lebih jelas. Letak Klenteng Seng Wong Beo berada di Jalan Peck Seah No 113, tepat di depan Stasiun MRT Tanjong Pagar.


Wisatawan lewat di depan klenteng (Wahyu/detikTravel)
(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads