Kushiro Wetland merupakan area taman nasional di lahan basah yang luasnya mencapai 28 ribu hektare. Taman ini dilengkapi dengan observatorium dan museum yang mengoleksi aneka satwa dan tumbuhan khas di Kushiro.
Dari lantai tiga gedung observatorium traveler dapat memandang lepas ke arah kota Kushiro. Deretan kapal-kapal nelayan, bandara Tancho, dan sejumlah gedung bertingkat tampak seperti sebuah maket.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: (Sudrajat/detikTravel) |
Bangau ini menjadi simbol Kushiro. Patungnya menghiasi pintu masuk Bandara Tancho Kushiro, dan menjadi logo maskapai Japan Airlines. Sayang, musim gugur di daerah ini rupanya berlangsung lebih cepat dan singkat.
Foto: (Sudrajat/detikTravel) |
Puluhan traveler dari Taiwan yang menggunakan dua bus pun harus kecele karena gagal melihat lenggak-lenggok Tanchozuru. Angin kencang dan rinai hujan memaksa segenap pengunjung berhamburan kembali ke dalam bus pada sore itu. Tanchozuru pun sepertinya memilih bersembunyi di tengah padang ilalang yang luas membentang.
Menurut Kobayashi pada awal 1920-an bangau ini nyaris punah. Pemerintah kemudian menetapkan salah titik di wilayah ini sebagai cagar alam untuk membantu memulihkan populasi bangau tersebut pada 1958.
"Saat ini diperkirakan ada lebih dari 1.200 bangau Jepang di Hokkaido Timur," ujar Kobayashi.
Foto: (Sudrajat/detikTravel) |












































Foto: (Sudrajat/detikTravel)
Foto: (Sudrajat/detikTravel)
Foto: (Sudrajat/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Denda 50 Kerbau Menanti Pandji Pragiwaksono usai Candaan Adat Toraja
Kesan Turis soal IKN: Seperti Singapura, tapi Aneh dan Sepi