detikTravel berkunjung ke Danau Akan di Kushiro, Hokkaido pada Kamis (20/10/2016). Cuaca agak mendung saat itu. Beberapa burung gagak hitam berteriak-teriak dari salah satu sudut Danau Akan.
Boleh jadi itu merupakan isyarat bahwa cuaca akan segera berubah. Sebab tak lama sejak kemunculan burung-burung itu, awan pekat seolah tiba-tiba datang bergulung-gulung. Rintik hujan yang tercurah kemudian sebetulnya kecil saja, hanya saja terpaan angin keras dari arah danau membuat semua pengunjung pontang-panting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, cuaca buruk tidak menghalangi kami menikmati danau ini. Salah satu keunikan danau air tawar ini adalah koloni lumut atau sejenis ganggang hijau yang berbentuk bulat sukuran bola sepak. Bayangkan, bola dengan warna hijau dengan tektusturnya lembut. Pasti menggemaskan deh.
"Kami menyebutnya Marimo. Lumut ini sudah ditetapkan sebagai monumen alam khusus Jepang," kata Satoshi Kobayashi yang memandu perjalanan kami.
Di tepi timur danau tampak Gunung Oakan yang menjulang megah sebagai masterpiecenya. Di tengah danau terdapat Pulau Chuurui dan Pulau Yaitai yang dapat dijangkau dengan menumpang perahu wisata.
Di Pulau Chuurui itulah pengunjung dapat melihat Marimo di habitat alami mereka. Karena letaknya yang berada di dasar danau, traveler akan dibawa turun ke lantai bawah monumen. Traveler akan menemukan akuarium yang tembus langsung ke dasar danau. Di sinilah traveler akan menemukan Marimo.
Pada momen tertentu di musim gugur, September-Oktober, di malam hari biasa digelar Festival Seribu Cahaya Obor. Ainu, penduduk asli Jepang, akan berdoa kepada dewa api dan berparade membentuk garis cahaya.
"Kalau musim dingin air danau membeku dan menjadi lapangan untuk bermain ski dan olah raga lainnya," tutup Kobayashi.
(jat/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia