Kain Tenun Merah & Tradisi Pernikahan Unik Suku Atayal di Taiwan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Taiwan

Kain Tenun Merah & Tradisi Pernikahan Unik Suku Atayal di Taiwan

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Jumat, 06 Jan 2017 16:50 WIB
Foto: Kain tenun berwarna merah khas Suku Atayal (Wahyu/detikTravel)
Nantou - Suku Atayal di Taiwan punya kebudayaan yang unik. Para wanitanya piawai menenun kain, dan ritual pernikahan dimana mempelai wanita tidak boleh menginjak tanah.

Suku Atayal merupakan salah satu suku asli yang tinggal di Taiwan jauh sebelum pendatang dari daratan China datang. Suku Atayal menempati wilayah pegunungan Taiwan, terutama di bagian utara dari Puli hingga Hualian.

Atas undangan Badan Pariwisata Taiwan, detikTravel diajak untuk mengenal lebih dekat dengan kebudayaan Suku Atayal. Salah satu jejak Suku Atayal bisa dilihat wisatawan di Atayal Resort, sebuah taman rekreasi yang ada di Guoxing Township, Nantou County, Taiwan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Atayal Resort, selain bisa berekreasi bersama keluarga, kita juga bisa melihat replika rumah yang digunakan suku tersebut sebelum mengenal dunia modern. Rumah ini terbuat dari kayu, dan dihiasi oleh kain tenun berwarna merah di bagian depan rumahnya, serta sebuah kursi yang tergantung.

BACA JUGA: Penampakan Rumah Suku Pemburu Kepala Asli dari Taiwan
Penampakan replika rumah Suku Atayal (Wahyu/detikTravel)Foto: Penampakan replika rumah Suku Atayal (Wahyu/detikTravel)


Terkait kain tenun berwarna merah ini, pemandu kami yang bernama Leo menuturkan bahwa menenun kain adalah sebuah skill yang wajib dimiliki oleh perempuan Suku Atayal. Mereka diajari menenun kain sedari kecil, sehingga ketika sudah dewasa mereka sudah mahir menenun kain.

"Kain ini kami tenun sendiri. Sejak kecil, kami sudah diwajibkan untuk bisa menenun kain. Bahkan kalau belum bisa menenun kain kami dilarang untuk menikah," kata Leo.

Kain tenun ini sehari-hari digunakan sebagai busana wanita Suku Atayal. Warna kain tenun ini dominan merah. Ada alasannya mengapa kain tenun tersebut berwarna merah. Merah yang identik dengan warna darah melambangkan keberanian dan kekuatan.
Wanita Suku Atayal dan pakaian khasnya (Wahyu/detikTravel)Foto: Wanita Suku Atayal dan pakaian khasnya (Wahyu/detikTravel)


Selain itu, wanita Suku Atayal juga diperlakukan dengan istimewa selama menjelang pernikahan. Ada ritual unik yang dipraktekkan oleh Suku Atayal. Sehari sebelum hari pernikahan, sang mempelai wanita tidak boleh menginjakkan kaki menyentuh tanah.

"Mempelai pria harus menggendong calon istrinya semalam suntuk. Menggendongnya di atas kursi seperti ini, di punggung. Ini juga untuk membuktikan kesungguhan, sekaligus tekad dari si pria dalam menikahi pujaan hatinya," jelas Leo.
Pemandu kami menjelaskan soal ritual pernikahan unik Suku Atayal (Wahyu/detikTravel)Foto: Pemandu kami menjelaskan soal ritual pernikahan unik Suku Atayal (Wahyu/detikTravel)


Tentu saja selama ritual menggendong ini sang mempelai pria tidak boleh tidur sama sekali. Sesudah melakukan ritual ini, barulah sang pria bisa melangsungkan pesta pernikahan di keesokan harinya.

Ritual pernikahan unik ini benar-benar menguji fisik dan mental pria. Sebelum mencapai kedewasaan pun, para pria Suku Atayal harus melakukan sebuah ritual juga yaitu memenggal kepala musuh untuk membuktikan kejantanan.

Namun itu dulu, sekarang Suku Atayal sudah tidak melakukan praktek itu lagi. Traveler yang penasaran bisa menuju ke Atayal Resort untuk mendengarkan kisah yang lebih lengkapnya, sekaligus mengenal kebudayaan Suku Atayal secara lebih dekat.

(wsw/wsw)

Hide Ads