Wasabi adalah salah satu penyedap tradisional makanan Jepang. Wasabi bisa kita temui di hidangan sashimi, sushi, soba, dan beragaman makanan lainnya. Tanaman berwarna hijau ini ternyata butuh waktu panjang sebelum bisa dipanen.
Di Jepang, salah satu perkebunan wasabi terbesar ada di Azumino, salah satu wilayah di Prefeture (Provinsi) Nagano. Di Azumino terdapat ladang wasabi seluas 15 hektar, dengan produksi 130 ton per tahun. Azumino menghasilkan 10% dari total produksi wasabi di Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wasabi juga tidak bisa tumbuh di sembarang tempat, tanaman ini membutuhkan lokasi yang sejuk dan harus selalu mendapat suplai air bersih dalam jumlah sangat banyak.
Karena itulah wasabi bisa tumbuh subur di Azumino, sebuah wilayah pegunungan es yang terletak sekitar lima jam perjalanan darat menggunakan kereta dan dilanjutkan bus dari Tokyo.
Memanfaatkan aliran air bawah tanah yang berlimpah dari pegunungan, perkebunan wasabi di Hakuba terus bertahan meski sudah berusia 100 tahun.
"Wasabi tumbuh hanya dengan air saja. Berarti Wasabi tanaman yang alami. Pekerjaan saya menjaga lingkungan alam dan air. Menjaga air bersih mengalir dengan lancar," ucap Kepala Humas Daio Wasabi Farm, Hama, saat menerima kunjungan jurnalis-jurnalis Indonesia.
Terletak di pinggir sungai dengan air yang mengalir jernih, perkebunan wasabi menjadi salah satu daya tarik Nagano selain destinasi ski di Desa Hakuba. Lokasinya yang sangat tenang dan sangat alami menjadikan ladang wasabi di Azumino ini tujuan wisata memikat.
Seperti umumnya lokasi wisata, Daio Wasabi Farm juga menyediakan toko yang menjual cindera mata serta beberapa kedai makanan. Terletak di dekat pintu masuk, toko ini menjual wasabi dalam keadaan masih segar dan wasabi lain yang sudah diolah.
Satu yang wajib dikunjungi adalah penjual es krim wasabi. Sesuai namanya, es krim ini dibuat dari campuran wasabi. Seperti apa ya rasanya? Traveler yang penasaran bisa mampir ke Daio Wasabi Farm di Azumino! (bnl/rdy)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Pembangunan Masif Vila di Pulau Padar, Pengamat: Menpar Kok Diam?