Bagi traveler Muslim, sangat menarik untuk menelusuri sejarah perkembangan Islam di Negeri Paman Sam. Melihat dan merasakan kehidupan Muslim yang menjadi minoritas, bakal jadi pengalaman yang baru.
Sejarah perkembangan Islam di AS tersimpan di suatu kota kecil bernama Ross. Berada di North Dakota, bagian utara Amerika dengan kota besar yang paling dekat ke sana adalah Minneapolis. Itu saja masih harus duduk di mobil selama 8 jam perjalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah mencatat, masjid tersebut dibangun tahun 1929. Adalah para Muslim pendatang dari Lebanon dan Suriah, mereka merantau jauh-jauh ke AS untuk bekerja sekaligus membawa agama Islam.
Dibangunlah sebuah masjid di tengah-tengah padang rumput. Bangunannya sangat sederhana, hanya rumah saja seperti umumnya. Tanpa ada kubah atau tulisan kaligrafi yang menghiasinya.
Masjidnya tidak besar-besar amat, hanya berukuran 33 meter persegi. Bagian dalamnya hanya satu ruangan dengan sajadah yang mengarah ke kiblat. Dulunya, para Muslim pendatang sempat ditolak dan diberlakukan tidak baik. Cemohan rasis dan lain sebagainya membuat mereka sedikit tersiksa.
Namun makin berjalan waktu, toleransi antar umat beragama timbul. Masyarakat Kota Ross menerima para pendatang Muslim dan hidup harmonis. Seiring berjalan waktu juga, masjidnya lama-lama rapuh hingga harus ditutup di tahun 1979.
Di tahun 2005, masyarakat setempat penganut agama Kristen sama-sama menggandeng tangan dan menyumbang uang. Mereka membangun kembali Masjid North Dakota tersebut dengan arsitektur sebaik mungkin (ditambah kubah di bagian atapnya agar makin mencirikan sebagai masjid). Orang-orang Muslim kembali memiliki masjid dan dapat beribadah.
Yang berbeda, kini masjidnya juga berfungsi sebagai mini museum. Di dalamnya terpampang kumpulan foto-foto Masjid North Dakota sekaligus informasi sejarahnya. Masjidnya terbuka untuk umum, Siapa saja boleh masuk dan bagi umat Muslim dapat beribadah di dalamnya.
Selamat datang di Rumah Allah pertama di Negeri Paman Sam.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana