Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Senin (6/3/2017), batu ini bernama Piedra de Penol atau El Penon de Guatape. Pada zaman dulu, penduduk lokal Kolombia yakni Suku Tahamies diketahui pernah menyembah batu ini.
Batu ini ditemukan oleh para petani lokal pada tahun 1900-an. Batu yang diperkirakan memiliki berat 10 juta ton itu dianggap sebagai pengganggu ladang mereka.
Lalu, batu itu digali dan malah memperlihatkan bentuk raksasanya. Pada tahun 1954, sekelompok orang dari Suku Tahamies memanjat batu ini menggunakan papan pada celah yang ada di batu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada zama dulu, untuk memanjat batu raksasa ini memerlukan waktu hingga lima hari lamanya. Spesies tanaman baru ditemukan dari batu ini oleh seorang ilmuwan Jerman, yakni pitcairma heterophila.
Saat ini, batu raksasa telah berubah menjadi objek wisata yang layak untuk untuk dikunjungi traveler yang berkunjung ke kota itu. Pemandangan indah akan terlihat memukau dari atas batu.
Dapat digambarkan bahwa hampir seluruh permukaan batu tidak berongga alias mulus. Ia memiliki satu celah yang dan sekarang terdapat anak tangga zig-zag sebanyak 649 buah.
Pada tahun1970-an, daerah sekitar batu pernah dipagari. Namun tak bertahan lama karena Pemerintah Kolombia menjadikannya sebagai monumen nasional.
Serangkaian pulau-pulau yang berada di perairan sebuah danau menjadi lanskap dari atas batu ini. Harga tiketnya pun tak terlalu mahal, yakni USD 2 atau sekitar Rp 26 ribu. Di atas batu, Anda akan menemukan pula peninggalan agama setempat dan menara pandang yang mempunyai tiga lantai. (msl/rdy)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar