Sisi Lain Aokigahara, Hutan Bunuh Diri di Jepang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sisi Lain Aokigahara, Hutan Bunuh Diri di Jepang

Afif Farhan - detikTravel
Kamis, 23 Mar 2017 19:55 WIB
Aokigahara di bawah kaki Gunung Fuji (Thinkstock)
Tokyo - Aokigahara di Jepang terkenal sebagai hutan paling menyeramkan, karena sudah ratusan orang bunuh diri di sana. Apakah hutannya hanya soal bunuh diri melulu?

Situs BBC Travel seperti dilihat detikTravel, Kamis (23/3/2017) pernah melansir 5 hutan paling menyeramkkan di dunia. Aokigahara dari Jepang masuk dalam daftarnya dan punya 'ciri khas'. Seramnya hutan ini adalah karena sudah 500 lebih orang bunuh diri di sana.

Sejak tahun 1950-an, orang-orang Jepang mengakhiri hidupnya di Aokigahara. Mereka memilih cara gantung diri atau minum racun, lalu membawa segala benda kenangan bersamanya. Hutannya yang tenang dan sangat lebat serta tak banyak satwa, membuat mereka yang mengakhiri hidupnya lebih mudah berpikir singkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, percaya tidak percaya ternyata sinyal telfon seluler dan GPS tidak berfungsi dengan baik di dalam hutan Aokigahara. Banyak orang bilang karena medan magnet, tapi tidak sedikit juga bilang kalau Aokigahara sudah jadi wilayah iblis yang terisolir.

Jika mencari informasi di internet, begitu mudah menemukan tentang cerita dan sejarah Aokigahara. Malah parahnya lagi, banyak informasi tertulis kalau Aokigahara adalah tempat bunuh diri paling sempurna.

Begitu pun film-film dokumenter yang menceritakan tentang Aokigahara. Lihatlah barang-barang peningggalan jenazah korban bunuh diri di sana seperti foto-foto keluarganya, boneka dan masih banyak lagi.

Sebenarnya, sudah banyak larangan untuk tidak bunuh diri di hutan Aokigahara ini. Terpampang dalam tulisan Jepang yang artinya kira-kira seperti ini 'hidup Anda adalah sesuatu berharga yang diberikan oleh orang tua Anda. Renungkan orang tua, saudara dan teman-teman Anda sebelum mengambil keputusan'.

Beberapa petugas yang menjaga hutan Aokigahara juga sering kali mengajak berbicara mereka yang hendak bunuh diri di sana. Diajak bicara baik-baik, serta diberikan semacam pita atau tali kecil. Itu fungsinya untuk menandakan di mana posisi mereka akan berkemah dan jadi penanda untuk jalan pulang. Namun sayang, kebanyakan sia-sia hasilnya.

Tidak Melulu Soal Bunuh Diri

detikTravel melakukan penelusuran ke berbagai website tentang hutan Aokigahara. Mengesampingkan pamor hutannya sebagai tempat bunuh diri, Aokigahara sejatinya adalah hutan yang begitu menawan.

Lautan Pohon, itulah julukan yang diberikan pada Aokigahara karena saking lebat, rapat dan tinggi pohonnya. Aokigahara berada di kaki Gunung Fuji, atau sekitar 160 km ke arah sebelah barat dari Kota Tokyo.

Aokigahara membentang dari kawasan Kawaguchi hingga Desa Narizawa, Prefektur Yamanashi. Luas Aokigahara mencapai 3.000 hektar yang sama sekali tidak dihuni manusia. Aokigahara pun terbentuk atas letusan Gunung Fuji, yang tanahnya mengandung batuan vulkanik.

Aokigahara nyatanya juga pantas dijadikan sebagai destinasi wisata. Dari dalam hutannya, terlihat puncak Gunung Fuji yang tertutupi salju nan elok dipandang. Suasana hutannya sungguh alami, benar-benar kembali ke alam.

Kemudian, hutan Aokigahara ternyata memiliki beberapa gua seperti Gua Narusawa dan Gua Fugaku. Gua Narusawa disebut juga gua es karena stalagtit dan stalagmit di sana membentuk es yang tebal. Belum lagi dinding dan langit-langit guanya juga membeku. Sedangkan Gua Fugaku, memiliki lorong yang panjang dengan suhu mencapai 0 derajat Celcius.

Beberapa operator wisata siapa sangka, menjual paket trekking ke Aokigahara. Beberapa di antaranya seperti Japan Specialist, Mt. Fuji Explorer dan Yamanashi Tourism Organization pun punya itinerary buat wisatawan yang mau berpetualang ke Aokigahara.

Suatu website lifestyle xoJane asal AS pernah menulis tentang pengalaman trekking di hutan Aokigahara yang dilakukan oleh Louise Hung. Hung bersama suaminya berangkat ke hutan Aokigahara karena dihantui oleh rasa penasaran. Seperti apa sih hutannya?

Seram, sudah pasti itu yang diarasakan kali pertama. Apalagi melihat banyak rambu-rambu peringatan untuk tidak bunuh diri. Namun soal bentangan alam, menurut Hung hutan ini sangat indah dan punya banyak tempat menarik. Malah, dia masih belum puas menjelajahi hutannya hanya sehari.

Toh memang tak selamanya, hutan Aokigahara terus dikenal sebagai tempat bunuh diri. Mungkin suatu hari nanti, makin banyak operator wisata yang menawarkan perjalanan ke sana. Mungkin suatu hari nanti pula, Aokigahara sudah hilang embel-embelnya sebagai tempat bunuh diri paling terkenal sedunia.

(rdy/rdy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads