Jejak Islam di Kota Constanta dibuktikan dengan Masjid Geamia Hunchiar yang dibangun oleh Turki Ustmaniyah dan Masjid Carol I representasi hubungan baik pemerintah Rumania dengan komunitas muslim di negara itu.
Duta Besar KBRI Bucharest, Diar Nurbintoro, bersama Masyarakat Indonesia di Rumania mengunjungi Constanta untuk napak tilas jejak muslim di Rumania beberapa waktu yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masjid Carol I, dibangun pada tahun 1910 dan 1913 sebagai hadiah Raja Rumania Carol I kepada komunitas muslim di Constanta, dan dibangun dari uang kerajaan.
Masjid Carol I didesain oleh Arsitek Victor Stefanescu, seorang arsitek Kristen dan direalisasikan oleh Insinyur Gogu Constantinescu. Arsitektur masjid merupakan gabungan dari gaya arsitektur Mesir, Byzantine, dan Rumania.
Ciri khas dari masjid ini adalah kubah besar dan menara yang dibuat dengan konstruksi beton bertulang, pertama kalinya diaplikasikan di Rumania. Kubah masjid memiliki ukuran tinggi 25 meter dan diameter 8 meter.
Sedangkan menara memiliki ketinggian 47 meter, terdiri dari 140 anak tangga berbentuk spiral menuju puncak menara. Di puncak Menara, pengunjung dapat menikmati keindahan laut hitam, bangunan resort dan panorama kota tua Constanta.
Rombongan kemudian mengunjungi masjid Geamia Hunchiar, berlokasi di Bulevardul Tomis 41, kota tua Constanta. Masjid bersejarah dengan tinggi menara 24 meter ini didirikan oleh khalifah Turki Ustmaniyah, Sultan Abdul Aziz (1861-1876).
Di masjid rombongan ditemui oleh Shekh Ekrem Eyuboglu, imam muda yang berasal dari Trabzon, Turki. Imam menjelaskan sejarah masjid dan menceritakan bagaimana masjid ini rusak berat akibat bombardir Rusia pada perang dunia kedua tahun 1941.
Masjid direkonstruksi kembali dan paskah kejatuhan komunis di Rumania, pada tahun 1994 ibadah sholat lima waktu dapat dilakukan secara normal di masjid ini. Selain itu azan boleh dikumandangkan dengan pengeras suara menandakan kebebasan umat muslim Rumania dalam melaksanakan ibadahnya.
Constanta sendiri merupakan salah satu kota utama di Dobruja Rumania dengan populasi muslim terbesar, didominasi oleh Turki dan Tartar. Dobruja terletak di antara Sungai Danub dan Laut hitam.
Wilayah Dobruja terbagi atas Dobruja Utara yang menjadi bagian dari Rumania, dan Dobruja Selatan yang masuk ke dalam wilayah Bulgaria. Selain ConstanΕ£a, ada juga Tulcea, Medgidia dan Mangalia merupakan kota utama di Dobruja, Rumania. Jumlah muslim di Rumania hanya 0.3 % dari populasi.
Penurunan besar-besaran jumlah muslim terjadi pada era perang Rusia-Ustmaniyah (Turki). Keberadaan muslim di Dobruja dapat dijelaskan dari fakta bahwa daerah ini berada di bawah dominasi Kesultanan Turki Ustmaniyah selama sekitar lima abad.
Dobruja dikuasai pertama kali oleh Sultan Bayezid I (1389-1402) yang merebut Inisala dan Isaccea. Kekalahan Bayezid I dari Timur Lenk pada tahun 1402 di Ankara, dimanfaatkan oleh Mircea, pangeran Wallachia, yang merupakan bapak dari Vlad II Dracul sekaligus kakek dari Vlad Tepes (terkenal sebagai Vlad III Dracula) untuk mengambil alih Dobruja pada tahun 1404.
Namun tidak berapa lama Dobruja diambil alih kembali oleh Kesultanan Turki Ustmaniyah di bawah pimpinan Sultan Mehmet I antara tahun 1419-1420.
Ekspansi dominasi muslimin di Dobruja dilanjutkan pada zaman Sultan Bayezid II (1481-1512) pada tahun 1484 dengan menaklukan benteng Chilia dan Cetatea Alba. Sebagai hasilnya, wilayah Dobruja masuk dalam wilayah kekuasaan Turki Ustmaniyah sampai tahun 1877, ketika terjadi perang Rusia-Ustmaniyah.
Dalam sejarah, rombongan muslim pertama di era kesultanan Turki Ustmaniyah berasal dari Anatolia. Grup terdiri dari 10-12.000 muslim Turki Anatolia dipimpin oleh Sari Saltuk dan masuk ke Dobruja pada tahun 1263-1264.
Pengembara muslim terkenal Ibnu Batutah (1334) mengabarkan bukti dokumentari pertama mengenai keberadaan penduduk Tartar yang tinggal di wilayah ini.
Berdasarkan sejarah, grup Tartar yang tinggal di wilayah ini adalah bagian dari imperium Golden Horde, diperkirakan pada masa pemimpin Tartar Noghai (1280-1310), yang memimpin bagian utara Peninsula Balkan sampai dengan Dobruja.
Para zaman Sultan Bayezid I, grup Tartar juga berimigrasi ke wilayah Babadag. Dengan napak tilas ini, sejarah muslim di Rumania dapat dipelajari dan disaksikan secara langsung. (wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks