Bukan Hanya Pria, Wanita Juga Disunat di Kenya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bukan Hanya Pria, Wanita Juga Disunat di Kenya

Syanti Mustika - detikTravel
Rabu, 19 Jul 2017 16:50 WIB
Bukan Hanya Pria, Wanita Juga Disunat di Kenya
Sunat di Kenya menggunakan benda tajam seperti beling dan gunting (Siegfried Modola/REUTERS)
Marigat - Dewasa ini, tradisi kuno masih banyak dilakukan oleh suku pedalaman. Di Kenya misalnya, ada tradisi sunat untuk anak perempuan.

Di berbagai belahan dunia banyak tradisi-tradisi kuno yang mungkin kalau boleh kita menilainya aneh dan ekstrim. Namun tradisi tersebut tetap dilakukan karena para penduduk menjaga tradisi dan cara mereka menghargai kehidupan.

Dilansir detikTravel dari Reuters, Rabu (19/7/2017) di pedalaman Kenya terdapat suatu tradisi ekstrim yang sampai sekarang masih dilakukan. Tradisi ini berupa menyunat gadis sebagai bentuk transisinya menuju wanita dewasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari informan yang dirahasiakan Reuters, tradisi ini dilakukan di pedalaman Kenya, di Pemukiman Pokot yang jaraknya 80 Km dari Kota Marigat. Tradisi ini jika dipandang dari sisi kemanusian, lebih mendekati ke penyiksaan.

Para gadis di Kenya di sunat sebagai bentuk transisinya menuju dewasa (Siegfried Modola/REUTERS)Para gadis di Kenya di sunat sebagai bentuk transisinya menuju dewasa (Siegfried Modola/REUTERS) Foto: (Slegfried Modola/REUTERS)

Tradisi sunat yang bisanya dilakukan oleh laki-laki muslim, itu suatu yang wajar dan wajib dilakukan. Penanganannya pun secara medis dan menggunakan alat steril. Namun, sunat di Kenya ini tidak dilakukan pihak medis dan tanpa menggunakan alat-alat yang steril.

Tradisi diawali dengan mengumpulkan gadis-gadis yang akan disunat di sebuah rumah. Para gadis harus meninggalkan rumah dan bermalam di tempat pengasingan. Sebelum para gadis meninggalkan rumah, para orang tua dan masyarakat akan berkumpul mengelilingi api ungun, lalu menari dan bernyanyi.

Pagi harinya, para gadis yang dibalut syal akan meninggalkan rumah dan menuju tempat pengasingan. Mereka nantinya akan memikul batu yang digunakan untuk tempat duduk di saat upacara.

Upacara penyunatan nantinya dipimpin oleh orang yang dituakan di Pokot. Para gadis nanti akan ditutupi dengan kulit binatang, setelah dia ditelanjangi dan dibersihkan. Selanjutnya para gadis berkumpul dan duduk di batu yang mereka bawa masing-masing.

Setelah prosesi sunat, para gadis nantinya akan disirami oleh tetua suku (Siegfried Modola/REUTERS)Setelah prosesi sunat, para gadis nantinya akan disirami oleh tetua suku (Siegfried Modola/REUTERS) Foto: (Slegfried Modola/REUTERS)

Kenapa tradisi ini dibilang penyiksaan? Karena para gadis nantinya akan disunat menggunatan kaca atau benda tajam seperti gunting. Mereka memotong klitoris lalu menjahit vagina, sebagai upaya mengurangi hasrat seksual wanita. Sadis!

Praktisi sadis ini menjadi sorotan bagi UNICEF dan pemerintah setempat. Mereka telah melarang tradisi ini, karena ini merupakan penyiksaan atau menjurus ke sadisme. Juga telah ada hukuman bagi oknum yang tetap melakukan tradisi ini. Kita bisa membayangkan bagaimana sakitnya vagina dipotong lalu dijahit, tanpa menggunakan bius atau obat penahan nyeri!

Namun sebagian masyarakat Pokot masih melakukan ini karena tradisi ini bentuk dari kekuatan seorang wanita. (sym/rdy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads