Dilansir dari BBC Travel, Jumat (6/10/2017), komoditas ini ada di rute perdagangan Jalur Sutra di negara Tibet. Letak persisnya ada di Lembah Johar.
Inilah rumah bagi jamur ulat aneh yang bisa menghasilkan lebih dari USD 20 ribu per kilogram atau setara Rp 279 juta. Jenis perdagangan yang baru yang ada di Jalur Sutra kuno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jamur Ulat atau Yarsagumba(Dok. Himanshu Khagta/BBC Travel) |
Kehidupan mereka terlihat tidak mencolok, rumah-rumah di pegunungan ini berdinding hampir rusak dan atap yang kusut. Namun, dulu kawasan ini amat berjaya.
Jika traveler mau ke sana, lokasinya sekitar 20 kilometer dari perbatasan Tibet. Bisa dikatakan bahwa Lembah Johar dulunya merupakan jalur perdagangan utama.
Suku Shauka menjadi penduduknya yang masih secara tradisional bekerja sebagai petani dan penggembala di daerah ini. Dulu, mereka juga menjadi pedagang sukses dan sejahtera saat melakukan perjalanan lebih dari 1500 kilometer ke arah timur ke Kolkata untuk membeli sutra, rempah-rempah, dan barang lainnya untuk berdagang dengan Tibet.
Pada puncaknya di awal 1900-an, desa-desa ini berkembang dengan kekayaan dan kemakmuran. Mereka memiliki hotel dan restoran untuk menampung wisatawan yang lelah. Rumah-rumah batu mereka yang besar memiliki atap batu tulis, jendela dan kusen pintu yang diukir dengan rumit.
Desa terbesar di lembah ini adalah Milam. Desa yang pernah menjadi pusat perdagangan dengan jumlah penduduk sekitar 400 keluarga. Jumlah itu terbilang sangat besar.
Desa di Lembah Johar (Dok. Himanshu Khagta/BBC Travel) |
Kekayaan di Pegunungan
Sekitar satu dekade yang lalu, jamur yang sangat langka ditemukan di lembah yang amat tinggi itu. Di masyakat umum, jamur ini dikenal sebagai Yarsagumba atau jamur ulat.
Jamur unik ini amat terkenal di pengobatan tradisional Tiongkok untuk meningkatkan gairah seksual serta menyembuhkan penyakit paru-paru dan ginjal.
Komoditas baru ini ditemukan pada bulan Mei dan Juni setelah salju meleleh di daerah pegunungan Himalaya. Meskipun perdagangan Yarsagumba ilegal di India, beberapa warga Shauka menggunakan desa-desa di atas sebagai base camp untuk ekspedisi jamur mereka.
Banyak orang yang datang beradu kesempatan menghasilkan uang dengan cepat. Lalu, jamur ini menjadi kutukan, yakni bentrok dengan penduduk desa asli yang berjuang untuk melindungi hasil tanah mereka dari orang luar.
Jalan yang harus dilewati menuju Lembah Johar (Dok. Himanshu Khagta/BBC Travel) |
Sisi Pariwisata
Akan sangat berat menghidupkan kembali tanah kelahiran Suku Shaukas kembali. Pembangunan jalan untuk menghubungkan Lembah Johar dengan dunia luar amat sulit dan terhalang pula oleh musim dingin yang panjang dan keras, mungkin perlu waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikannya.
Sampai saat itu terjadi, Lembah Johar akan terus memikat para Shaukas muda untuk mencari uang dengan cepat. Sisi lainnya, para petualang pasti terpikat untuk mencari padang gurun Himalaya yang tak tersentuh. (msl/aff)












































Jamur Ulat atau Yarsagumba(Dok. Himanshu Khagta/BBC Travel)
Desa di Lembah Johar (Dok. Himanshu Khagta/BBC Travel)
Jalan yang harus dilewati menuju Lembah Johar (Dok. Himanshu Khagta/BBC Travel)
Komentar Terbanyak
Kisah Tragis Model Cantik Belarusia: Diculik-Dibunuh di Myanmar, Organ Dijual
Benarkah Harimau Takut Kucing? Ini Penjelasannya
Menyusuri Kemang Raya, Kawasan Elite yang Masuk Daftar Kawasan Terkeren di Dunia