detikTravel atas undangan Seychelles Tourism Board (STB) dan Kedubes Seychelles Jakarta, berkunjung ke Seychelles, negara kepulauan di lepas laut timur Afrika. Pada Minggu (10/12/2017) saya menjelajah Victoria, ibukota negara ini. Bayangan saya, bakal ramai atau hiruk pikuk, tapi yang ada malah sebaliknya.
Kota Victoria malah lengang dan sepi. Mobil jarang berlalu lalang. Hanya 2-3 orang tampak berjalan di pedestrian. Kenapa begitu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Alhasil saya bisa menikmati suasana kota dalam kesendirian. Yang pertama dituju adalah landmark kota yaitu Clock Tower. Ini adalah menara jam di tengah perempatan. Dalam bahasa Creole disebutnya adalah Lorloz
Menara jam ini bentuknya adalah Big Ben di London dalam versi mini, tingginya 7,6 meter dan berat 500 ton. Kemudian di atasnya ditambahi ornamen lampu dan petunjuk mata angin. Clock Tower adalah monumen nasional Seychelles yang diresmikan 1 April 1903 untuk mengenang Ratu Victoria. Jam ini terakhir direnovasi adalah tahun 1999.
Di sekitar perempatan ada banyak bangunan bersejarah sejak masa kolonial Inggris. Ada bekas gedung Supreme Court yang antik dan klasik. Di sebelahnya ada toko suvenir Cooperative Des Artisans. Isinya ada berbagai kerajinan tangan khas Seychelles yang bisa dibeli untuk oleh-oleh wisatawan.
![]() |
Di seberangnya ada Natural History Museum. Museum ini menyimpan koleksi keunikan alam Seychelles. Sayang karena hari Minggu, museumnya tutup.
Di sudut perempatan lain ada Seychelles Post Office. Di depan kantor pos ada patung kura-kura raksasa Seychelles dan kelapa raksasa Coco de Mer khas Seychelles.
Selurusan jalan dari arah museum melewati Clock Tower, kita akan menuju jalan yang buntu dan berpagar. Nah inilah Istana Presiden atau State House Seychelles. Istananya ada di atas bukit di balik pepohonan. Ini istana presiden yang cukup sederhana jika dibandingkan istana presiden di Indonesia.
![]() |
Dari situ, enaknya kita jalan menuju arah pasar Sir Selwyn Selwyn-Clarke Market. Di dekat situ ada kuil Hindu bernama Sri Navasakthi Vinayagar Temple. Kuil ini begitu fotogenik.
Pada hari kerja, semua tempat yang didatangi ini akan jauh lebih ramai. Walau ramai itu relatif dalam ukuran Seychelles. Namun menikmati ibukota yang lengang dan antik, rasanya adalah pengalaman traveling yang asyik! (fay/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia