Bianglala atau Ferris Wheel sudah jadi atraksi anak-anak sejak dulu. Tak terkecuali di Tokyo, Jepang.
Pada tahun 1950-1960-an, atraksi keluarga atau taman hiburan mini Tokyo dibangun di atas atap atau rooftop suatu bangunan. Kebanyakan bangunan yang digunakan adalah toserba, mengingat konsep mall belum ada saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tokyu Plaza Kamata adalah salah satu toserba yang jadi idola saat itu. Di rooftop-nya terdapat ruang publik mini yang berisi taman dan permainan anak.
Kebanyakan adalah permaianan anak-anak dan keluarga. Mulai dari kastil goyang, area taman terbuka sampai bianglala. Sehabis belanja, orangtua seringkali mengajak anak-anaknya untuk bermain di sini.
![]() |
Memiliki 9 gondola, kamu akan diajak untuk melihat Tokyo dari ketinggian. Pemandangan jalan dan bangunan kota akan suguhan utama. Saat hari sedang cerah, kamu bahkan bisa melihat Gunung Fuji di ujung horizon.
Terkikis jaman, satu-persatu atraksi di rooftop toserba ini mulai kehilangan fungsi dan penggemar. Tak terkecuali si bianglala.
Namun, karena memiliki nilai kenangan yang dalam bagi warga Distrik Kamata, bianglala ini terus dipertahankan. Penduduk setempat memiliki ide untuk mencat ulang bianglala dengan warna cerah yang jadi simbol lama dari Distrik Kamata.
Karena perjuangannya melawan jaman, bianglala ini diberi nama baru menjadi Ferris wheel of fortune atau Bianglala Keberuntungan. Kini atraksi ini jadi bianglala rooftop terakhir yang ada di Tokyo.
![]() |
Selain penuh kenangan, biangalala ini juga sangat cantik seperti permen cocok untuk spot foto. Saat malam, bianglala ini juga akan dipenuhi dengan lampu LED yang berwarna-warni. (bnl/aff)
Komentar Terbanyak
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Terpopuler: Dedi Mulyadi Terancam Dicopot, Ini Penjelasan DPRD Jabar
Aneka Gaya Ahmad Sahroni di Luar Negeri dari Paris sampai Tokyo