Ratusan tahun lalu, Provinsi Ningxia di China termasuk dalam jalur sutra yang sarat akan sejarah. Jalur ini memegang peranan penting dalam hubungan perdagangan antara bangsa China dengan negara-negara lain di dunia.
Meski sekarang sudah zaman modern, tapi komoditas utama di Jalur Sutra masih tetap diperdagangkan sampai sekarang. Bahkan harganya cenderung tidak turun. Apalagi kalau bukan kain sutra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pilihan pun jatuh kepada kain sutra yang sejak ratusan tahun lalu sudah diproduksi oleh bangsa China. Oleh pemandu tur, kami diajak mampir ke sebuah Pusat Kerajinan Kain Sutra di tengah Kota Yinchuan, ibu kota Provinsi Ningxia.
Sesampainya di lokasi, kami langsung disambut oleh pemandu tur yang sudah bersiap. Dengan ramah, mereka langsung mempersilakan kami masuk dan mengajak berkeliling.
![]() |
Rombongan kami langsung diperlihatkan koleksi baju sutra yang digunakan oleh para Pemimpin Dunia yang menghadiri KTT APEC di Beijing, China tahun 2014 silam. Termasuk Presiden Jokowi dan Ibu Negara, Iriana Jokowi juga mengenakan baju sutra ini.
Itu terlihat dari potret yang terpajang di dinding. Tampak Presiden Jokowi dan Ibu Iriana berada di barisan depan bersama dengan pemimpin dunia lain seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Barack Obama, Sultan Hassanal Bolkiah, hingga Xi JInping selaku Tuan Rumah.
![]() |
Melangkah lebih jauh, traveler akan diajak untuk menengok kain sutra yang sudah diproses menjadi produk berupa seprai, selimut, hingga sarung bantal dan guling. Pemandu pun menjelaskan keistimewaan kain sutra dibandingkan dengan kain katun yang biasa diolah menjadi produk serupa.
"Kelebihan dari kain sutra di sini yaitu ringan, tipis, dan lembut. Udara bisa masuk lewat kain, jadi tidak pengap," jelas Miss Lin, pemandu kami.
![]() |
Set selimut dan seprai sutra ini ada 3 varian. Masing-masing varian, menunjukkan 3 generasi pembuatan yang berbeda. Makin baru generasinya, makin kompleks motifnya, dan makin mahal pula harganya.
"Untuk Generasi 1, satu set seprai, selimut dan sarung bantal harganya 1.600 Yuan (setara Rp 2,6 juta). Untuk Generasi 2, harganya 2.300 Yuan (setara Rp 5 jutaan). Terakhir, generasi 3 harganya 2.800 Yuan (setara Rp 6,2 jutaan)," ungkap Miss Lin.
Traveler yang berminat bisa langsung membawa kain mahal ini pulang ke rumah. Apabila menunjukkan paspor, traveler akan mendapatkan diskon ekstra.
Selain dalam bentuk seprai dan teman-temannya, kain sutra ini juga diolah menjadi produk lain seperti baju-baju untuk wanita. Satu set baju sutra ini dibanderol mulai dari 168 Yuan (setara Rp 372 ribuan). (wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit