Siapa sangka Gurun Gobi di Xinjiang, China punya tanah, udara dan matahari yang bagus untuk ditanami anggur. Tinggal masalahnya air. Namun dengan teknologi pengairan dan selang air puluhan kilometer, maka air sudah bukan masalah lagi.
BACA JUGA: Foto Desa Wisata Muslim Hui di Pedalaman Jalur Sutra
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkebunan anggur ini akhirnya berkembang menjadi agrowisata yang unik. Saya berkunjung ke dua tempat, pertama adalah Xinjiang Xiangdu Winery. Perkebunan anggur dan pengolahan wine dengan merek Les Champs Dor. Slogannya Le Vin du Desert de Gobi, wine dari Gurun Gobi.
![]() |
"Gurun Gobi berubah dari perkebunan anggur dalam 20 tahun. Kenapa kita pilih Gurun Gobi? Karena cahaya matahari, suhu udara, kesuburan tanah, ketinggian 1.000 mdpl, matahari sepanjang tahun dan sedikit hujan. Ini bagus buat perkebunan anggur," kata pemandu museum.
BACA JUGA: Foto Pesona Kota di Tengah Gurun Jalur Sutra China Saat Malam
Xiangdu Winery memproduksi 1 juta botol per tahun. Yang paling laku adalah red wine. Mereka berkongsi dengan perusahaan wine Prancis dan mengembangkan perkebunan seluas 2.700 hektar. Museum ini ada di tengah-tengah lahan perkebunan. Ada artefak kuno seperti gelas dan gentong terkait minuman wine, ada juga aneka piala dan sederet penghargaan yang diraih Xiangdu Winery.
![]() |
Kami diajak melihat gudang anggur yang disimpan di bawah tanah. Mereka juga punya ruang penyimpanan untuk arak china dalam gentong besar. Pabrik pembotolan wine yang modern juga mereka punya. Tidak ketinggalan ruang makan besar untuk wisatawan mencicipi wine dan bersantap hidangan.
"Kami buka untuk wisatawan. Sering ada group tour wisatawan yang datang ke sini," jelas si pemandu.
![]() |
Bedanya Tiansai memiliki rooftop dengan pemandangan perkebunan anggur 360 derajat. Pegunungan Gurun Gobi menjadi latar belakang pemandangan yang menakjubkan.
Siapa sangka, Gurun Gobi yang menjadi bagian dari Jalur Sutra, bisa dikembangkan menjadi perkebunan anggur yang subur!
![]() |
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!