Museum Peranakan di The Intan, Singapura menjadi tempat yang menarik untuk di sambangi. detikTravel mendapat kesempatan untuk berkunjung ke museum ini beberapa waktu yang lalu.
Selain menikmati benda-benda peninggalan peranakan, traveler juga diajak untuk mengenal budaya peranakan lebih dalam. Inilah kisah peranakan di Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setelah datang dan hidup di Singapura, para pedagang China ini memutuskan untuk berkeluarga dengan warga lokal atau Eropa.
"Setelah itu muncullah peranakan, separuh China dan Eropa atau lokal," ujar Alvin.
Dalam perekonomian, peranakan dinilai terpandang. Mereka menjadi pilar perekonomian dari pembangunan Singapura.
Namun di kehidupan sosial, anak-anak peranakan seringkali diperlakukan kurang baik. Mereka seringkali dikucilkan.
"Kalau di sekolah kita, peranakan dipanggil OCBC, Orang China Bukan China," cerita Alvin.
Hal ini disebabkan oleh perpaduan kultur yang mereka terapkan di rumah. Walaupun terlihat seperti orang Singapura, namun adat yang dipegang oleh peranakan justru berbeda.
"Kalau teman-teman sekolah pakai bahasa sehari-hari China, tapi kalau peranakan pakai bahasa Inggris di rumah," ujar Alvin.
![]() |
Ada lagi, peranakan menggunakan table manner barat saat makan. Peranakan menggunakan set makan garpu sendok dan bukan sumpit seperti warga Singapura.
Perempuan peranakan akan mendapat panggilan Nonya. Sedari kecil, Nonya akan diajarkan berbagai keterampilan seperti menenun dan makan sirih.
Hal inilah membuat keturunan peranakan sempat dikucilkan saat itu. Mereka menjadi bagian dari keturunan China namun mendapat tata krama layaknya orang barat.
Kini peranakan sendiri sudah hampir tergerus zaman. Karena banyaknya perkawinan campur.
"Sekarang banyak yang mengaku sebagai peranakan. Jadi semakin sulit untuk mengenal peranakan asli," tutur Alvin.
The Intan menjadi tempat yang cocok bagi kamu yang ingin mengejar passion traveling ke Singapura. Berada di kawasan Joo Chiat, kamu bisa masuk dengan membayar tiket masuk SGD 60 atau sekitar Rp 600.000 per orang.
Berikut keseruan detikTravel dan 20Detik saat berada di Intan. Like and share ya!
(bnl/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum