Melansir CNN Travel, Rabu (15/8/2018), turis yang ke Pulau Paskah (Rapa Nui) akan terbang selama lima dari ibu kota negara Santiago. Misterius, sulit dijangkau, dan terisolasi, pulau vulkanik di Polinesia ini menjadi destinasi impian bagi para pelancong.
Pulau Paskah terkenal di seluruh dunia karena patung moai yang ikonik. Taman Nasional Rapa Nui menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alex Butler dari Lonely Planet melaporkan bahwa turis hanya dapat tinggal di Pulau Paskah selama 30 hari. Sebelumnya, seorang turis bisa tinggal selama 90 hari.
![]() |
Aturan pembatasan masa tinggal hanya selama 30 hari mulai berlaku 1 Agustus, namun pemerintah Chile belum menetapkan berapa banyak pengunjung yang diizinkan mengunjungi pulau itu. Chile menjadi salah satu negara yang menerapkan batasan pada jumlah wisatawan lewat pembatasan lama tinggal.
Negara lainnya, Bhutan dianggap sebagai contoh di seluruh dunia. Di sana, jumlah pengunjung dibatasi secara ketat dan turis harus membayar biaya harian yang digunakan untuk memelihara infrastruktur negara.
Kota besar, seperti Barcelona dan Venesia, juga sangat membatasi berapa banyak orang yang dapat berkunjung ke sana. Baru-baru ini, ada juga masalah dari membludaknya turis ke puncak tertinggi di dunia, Gunung Everest karena kotoran juga sampah pendakinya dan menjadi masalah yang serius.
Pemerintah Chile belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang alasan mereka di balik perubahan pariwisata di Rapa Nui. CNN Travel sendiri telah menghubungi kedutaan Chile di Amerika Serikat dan belum ada tanggapan. (msl/aff)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak