Melansir BBC Travel, Senin (5/11/2018), puisi menempati ruang yang sangat disucikan dalam budaya Iran. Jauh dari sekadar menghargai puisi sebagai bentuk karya seni, mereka hidup dan bernafas dengannya.
Seorang penyair abad ke-14, Hafez menghabiskan sebagian besar hidupnya di Shiraz, tempat asalnya, yang sekarang dikenal sebagai 'Kota Penyair'. Dia terkenal karena ghazal-nya (puisi cinta).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak pernah pamer, Hafez lebih suka terlibat dalam apa yang disebut 'dosa' daripada membiarkan dirinya sebagai teladan kebajikan. Popularitasnya sangat tinggi selama berabad-abad dan di zaman modern Iran, Hafez tak tertandingi, dipuja sebagai sosok yang hampir seperti dewa.
Baca juga: Cerita Turki Menyelamatkan Penyu |
Puisinya sering dinyanyikan dan digubah ke musik Persia klasik. Makamnya di Shiraz tanpa putus dikunjungi peziarah, pengagum dan turis dari seluruh dunia.
Yang paling menarik adalah ada tradisi di Iran yang populer menggunakan puisi Hafez. Sajaknya digunakan sebagai ramalan dan dinamai tradisi Fal-e Hafez.
Selain dipraktikkan di Iran, tempat atau negara lain di dunia berbahasa Persia pun menjalankannya, seperti Afghanistan. Selama berabad-abad mereka melakukannya.
![]() |
Contoh tradisi Fal-e Hafez saat seseorang memiliki kerabat yang sakit keras. Lalu mereka bertemu seseorang memegang kotak kecil berisi kartu berwarna dengan burung kenari yang bertengger di atasnya.
Selanjutnya ia akan membayar sejumlah uang dan burung itu akan mematuk kartu dan mengeluarkan dari kotak. Tulisan dalam kartu itu adalah puisi dan kemudian dianggap sebagai ramalan.
Fal-e Hafez yang berarti ramalan melalui Hafez, tradisi ini untuk menjawab pertanyaan tentang masa depan. Ada pula yang menggunakannya sebagai panduan mengenai keputusan dan dilema yang sulit.
Menurut cerita, tradisi itu berasal dari kematian sang penyair. Dalam sebuah surat tahun 1768, ditulis bahwa beberapa orang suci tidak yakin apa yang harus dilakukan dengan mayat Hafez karena ketidaksopanan puisinya.
Sebuah perselisihan terjadi, apakah mereka harus menguburnya atau bagaimana. Lalu, orang-orang itu menulis, menjadikannya sebagai ramalan dan kemudian yang digunakan di antara mereka, caranya dengan membuka bukunya secara acak, dan mengambil bait pertama.
Isinya adalah hari keberuntungan Hafez, mungkin karena kebetulan, "Dari jenazah Hafez kamu tidak menyusut. Meskipun tenggelam dalam dosa, surga adalah miliknya".
Sejak zaman dahulu, orang-orang Iran adalah orang yang sangat ingin tahu, selalu mencari untuk mengungkap makna tersembunyi dan misteri di dunia di sekitar mereka. Menurut Encyclopaedia Iranica dari Columbia University, sejarawan Bizantium Agathias misalnya, menulis tentang imam-imam Zoroastrian yang melihat masa depan dalam api.
Kini, traveler dapat mencoba peruntungan dari karya penyair Shiraz hampir di mana saja di Iran. Pria dengan burung terlatih akan memberi kartu puisinya di jalanan yang sibuk serta di tempat rekreasi populer.
Tonton juga 'Kenalkan Arat Hosseini, Little Ninja dari Iran':
(msl/fay)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol