Melansir CNN Travel dan BBC, Kamis (6/12/2018), jalur rel kereta api yang menghubungkan semenanjung Korea ini amat potensial bagi kedua negara. Namun, kereta yang tiba di Korut harus membawa bahan bakar dan persediaan mereka sendiri karena sanksi ketat masih berlaku terhadap Pyongyang.
Perjalanan kereta itu merupakan bagian dari studi bersama untuk memeriksa sistem perkeretaapian di jalur utara. Juga mengikuti serangkaian pertemuan puncak antara para pemimpin kedua negara pada awal tahun ini yang bertujuan untuk mendorong Korea Utara meninggalkan program senjata nuklirnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya pabrik-pabrik Korea Utara akan terhubung dengan pasarnya di bagian selatan juga memberi kepada para eksportir Korea Selatan. Karena, rutenya akan lebih cepat jika menuju ke China dan Eurasia.
![]() |
"Kereta yang berangkat dari Busan dan Mokpo akan melalui Pyongyang dan Beijing, dan menuju Rusia dan Eropa," kata Moon.
Di atas kereta itu terdapat sekelompok ahli kereta api Korea Selatan yang mencari cara untuk membantu Korea Utara memodernisasi jaringan rel kereta apinya. Para inspektur berharap dapat memastikan jalur kereta api di Korea Utara dan berapa biaya yang diperlukan untuk meningkatkannya.
Menurut pejabat Korea Selatan, Korea Utara memiliki lebih dari 5.226 kilometer panjang jalur kereta api, dibandingkan Selatan yang hanya memiliki 3.900 kilometer. Namun, sebagian besar rute di Korea Utara tersebut beroperasi sebagai jalur lintasan tunggal dengan kecepatan rata-rata 40-50 km per jam (24-31 mph).
Korail Korea Selatan memperkirakan pada tahun 2012 total biaya perbaikan kereta api di Korea utara sebesar USD 210 juta untuk jalur bagian timur dan USD 96 juta untuk jalur bagian barat. Karena efek sanksi yang diterapkan bisa membuat biayanya membengkak.
![]() |
Dalam perjalanan baru ini dimulai dari Kaesong ke Sinuiju dekat perbatasan dengan Cina, ke Pyongyang, Wonsan dan Anbyon sebelum perjalanan ke Sungai Tumen dan kembali tujuan terakhir melalui Wonsan, Pyongyang dan Kaesong lalu ke Seoul.
Inspeksi pada tahun 2007 dilakukan saat musim dingin. Mereka sampai kehabisan air minum dalam perjalanannya itu, dan kini dihadapkan dengan sanksi PBB yang tak boleh meninggalkan apapun selama perjalanan, juga memakan sebungkus makanan dari Korea Utara.
Jika berjalan lancar, diharapkan nantinya perjalanan dan perdagangan antar kedua negara menjadi lebih mudah. Wisatawan pun akan mudah memasuki kedua negara yang cantik ini. (msl/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol