"Ninja juga manusia biasa," kata Jinichi Kawakami, grand master ninja terakhir Jepang menurut Museum Ninja Iga.
BBC pernah mewawancarai Kawakami. Dia disebut-sebut sebagai ninja terakhir di Jepang dan diberi gelar 'grand master'. Sedikit cerita tentangnya, pria berusia 70 tahun ini tidak menyangka pernah belajar tentang ninja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berjalannya waktu, Kawakami baru tahu kalau dia selama ini belajar tentang ninja. Kawakami tahu berbagai macam senjata ninja, filosofi, cara membuat bom asap hingga teknik bela dirinya.
"Saya pikir kami hanya bermain dan saya tidak sadar kalau sedang belajar ninjutsu. Saya malah bertanya-tanya, apakah dia melatih saya untuk menjadi pencuri? Karena dia mengajari saya cara berjalan dengan tenang dan cara masuk ke rumah," paparnya sambil tertawa.
![]() |
Museum Ninja Iga di Kota Iga, Jepang menyimpan banyak sejarah ninja. Hanya saja, informasinya tidak mendalam dan beberapa teknik ninja pun tidak diketahui.
Sejarah mencatat, ninja adalah suatu pasukan mata-mata di Zaman Edo pada tahun 1600 sampai 1800-an. Ninja bertugas mencuri informasi atau dokumen rahasia, dengan pakaian hitam-hitam yang menjadi ciri khasnya.
Bahkan pada era Perang Dunia II, ninja menjadi pasukan tentara Jepang. Tugas mereka adalah mencuri informasi mengenai kekuatan musuh.
"Ninja dibekali dengan banyak kemampuan dan strategi," ujar Kawakami yang kini mendirikan Japan Ninja Council dan berfokus mengajarkan ilmu-ilmu ninja untuk seni bela diri dan ketahanan fisik.
Iga dan Koga, dua kota di Jepang diyakini sebagai penghasil ninja terbaik. Asal tahu saja, ada banyak penyebutan ninja. Ada yang disebut Shinobi, Ukami, Kanja, Rappa, Onmitsu, dan Ninjyutsusha.
![]() |
Apakah ninja seperti yang di film-film?
"Tidak, tidak seperti itu. Ninja yang ada di film, hanya ada di film," jawab Kawakami.
"Ninja bukan pembunuh," tegasnya.
Kawakami menjelaskan, ninja tidak pernah melakukan kontak langsung dengan musuh. Ninja bergerak secara diam-diam dan mencoba untuk tidak ketahuan.
"Ninja tidak mencuri perhatian. Terkadang, membawa pedang pun bukan pilihan karena terlalu besar ukurannya," paparnya.
Senjata-senjata ninja lebih banyak digunakan untuk menghalau musuh dan melindungi diri dari kejauhan. Bahkan ada perkataan ninja yang terkenal, 'mengayunkan pedang adalah seni bela diri paling rendah'.
![]() |
BACA JUGA: Mengulik Kunai dan Ninja
Yang lebih bikin terkejut, Kawakami menjelaskan kalau menjadi ninja bukanlah pekerjaan utama bagi seorang ninja. Pekerjaan utamanya, mungkin bisa jadi bertani, berkebun, dan ya seperti orang-orang pada umumnya.
"Karena kamu tidak bisa mencari nafkah kalau menjadi seorang ninja," katanya sambil tersenyum.
Menurut Kawakami, saat Zaman Edo, beberapa ninja dipercaya untuk menjadi tangan kanan samurai. Saat itu para ninjanya ada yang aslinya adalah pedagang, petani, dan pengrajin.
![]() |
Masih adakah ninja di zaman sekarang?
"Di zaman dulu, kemampuan ninja adalah untuk memata-matai dan membuat ramuan untuk menyembuhkan. Tapi kini, kita punya internet, teknologi, dan berbagai obat dari para dokter," jawab Kawakami.
"Ninja tidak memiliki tempat di zaman modern," tutupnya.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!