Kota Timbuktu, mendengar nama ini mungkin membawa generasi 90an kembali ke komik Donal Bebek. Ya, kota ini nyata dengan emas dan bangunan lumpur.
Timbuktu bukanlah kota khayalan. Kota ini ada di Negara Mali, Afrika Barat. Nama Timbuktu sebenarnya telah lama bergaung dalam ranah penyebaran islam di Afrika.
Kota ini memang menjadi cikal bakal penyebaran islam pertama di Benua Afrika. Tak heran, Timbuktu masuk sebagai situs warisan dunia UNESCO.
Pada masa kejayaan komik Donal Bebek di tahun 90an, Timbuktu kembali dikenalkan. Dalam beberapa episode, salah satu karakter dalam komik, Paman Gober, menyebut-nyebut ingin pergi ke Timbuktu.
Seperti yang kita tahu, Paman Gober hanya akan pergi ke tempat yang menguntungkan dan penuh emas. Nama Timbuktu sekali lagi bergaung.
![]() |
Supaya tidak penasaran dengan korelasi Paman Gober yang mata duitan dan Timbuktu, detikcom menghimpun berbagai informasi tentang kota ini, Jumat (7/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama Timbuktu berasal dari bahasa Berber. Buqt artinya jauh, jika digabungkan dengan tin, artinya ujung dunia. Ini mengapa Paman Gober selalu berkelakar akan pergi ke ujung dunia dengan nama Timbuktu sebagai plangnya.
Kota Timbuktu mulai dibangun pada abad ke-5, menurut catatan UNESCO. Kota ini terus berkembang hingga pada masa kejayaan di abad ke-15 dan ke-16.
Saat itu Timbuktu menjadi pusat dari budaya islam dengan berdirinya Universitas Sankore. Tak cuma itu, kota ini juga punya 180 madrasah dengan 25.000 siswa.
Dahulu, Timbuktu digambarkan sebagai kota yang menjanjikan emas berlimpah. Bahkan menurut wartawan BBC, Henry Louis Gates menggambarkan, di masa kejayaan Timbuktu, penduduk menukar se-ons emas dengan garam!
Kota ini jadi tempat perdagangan Trans-Sahara. Yang dijual berupa garam, emas, ternak serta biji-bijian. Timbuktu berjaya.
Menurut Sejarawan abad XVI, begitu banyak hakim, doktor dan ulama di Timbuktu. Semua digaji dengan jumlah yang sangat memuaskan oleh Penguasa Negeri Songhai, Raja Askia Muhammad.
Sebagai tempat persebaran islam pertama, Timbuktu memiliki 3 masjid penting yang bersejarah. Salah satunya terbuat dari lumpur, yaitu Mosques of Djingareyber. Dua lagi adalah masjid Sankore dan Sidi Yahia.
Bukan cuma masjid, seisi kota ini pun kebanyakan terbuat dari lumpur. Lumpur memang dijadikan bahan bangunan khas Timbuktu.
Namun Timbuktu tak selamanya berjaya. Pada masa Kekaisaran Islam Mali mulai jatuh, perekonomian warga Timbuktu juga hancur. Saking hancurnya, masyarakat Timbuktu malah menukarkan emas hanya untuk makan.
Mungkin ini mengapa Paman Gober selalu ingin ke Timbuktu. Dengan kekayaannya, Paman Gober bisa menukarkan bahan makanan dengan emas!
Kini cahaya Timbuktu semakin temaram. Kotanya sepi, warganya sudah banyak yang pindah. Hanya pasir dan matahari yang menjadi teman. Selayaknya ujung dunia di cerita Paman Gober, Timbuktu nyatanya memang sudah jauh tertinggal zaman.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!