Kantong plastik, yang semula menjadi solusi untuk menyelamatkan bumi, justru menjadi ancaman. Sebuah toko grosir memamerkan makanan berbahan kantong plastik.
Dilansir dari Lonely Planet, sebuah toko grosir di New York City memamerkan setiap produk makanan yang berbahan dasar kantong plastik. Mereka menamai dengan Toko Tas Plastik.
Kantong plastik itu disulap menjadi buah-buahan, sushi, es krim hingga ayam panggang western (rotisserie). Warna dan bentuknya mengundang selera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi makanan itu bukan untuk disantap. Toko Tas Plastik itu merupakan instalasi seni yang dirancang bertepatan dengan larangan New York City pada tas plastik yang mulai berlaku pada Maret 2020. Benda-benda plastik ini dirancang oleh seniman yang berbasis di Brooklyn, Robin Frohardt.
Acara ini bertujuan untuk mengajak masyarakat berpikir tentang bagaimana kita selama ini telah memprioritaskan kenyamanan dibanding kesehatan bumi. Pengunjung bisa menelusuri apa yang tampak seperti toko kelontong NYC yang khas, dengan deretan produk sehari-hari dengan warna cerah yang terbuat dari kantong plastik upcycled.
![]() |
"Ini adalah upaya saya untuk membuat sesuatu yang otentik dari apa yang telah diproduksi manusia secara massal," kata Frohardt.
"Ada humor besar yang dapat ditemukan dalam perangkap kapitalisme dan saya menemukan bahwa humor dan sindiran dapat menjadi alat yang kuat untuk kritik sosial, terutama dengan isu-isu yang sangat menyedihkan dan luar biasa untuk dihadapi secara langsung," Frohardt menambahkan.
Pada sore hari, pameran yang diadakan pada 18 Maret-12 April di 20 Times Square di NYC ini juga menggelar pertunjukan teater dan boneka kayu. Dalam pertunjukan, terselip pula pesan tentang bagaimana limbah plastik yang tidak diinginkan telah menyumbat lanskap dan lautan, yang nantinya dapat disalahartikan oleh generasi masa depan.
(elk/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!