Sebagai negara yang kaya akan budaya, Jepang punya festival unik khusus gadis. Yaitu Hinamatsuri atau Festival Boneka.
Jepang punya beragam tradisi unik yang masih dilaksanakan secara turun-temurun hingga saat ini. Salah satunya adalah Hinamatsuri atau Festival Boneka yang dirayakan setiap 3 Maret. Festival yang identik dengan boneka (hina ningyo) ini juga kerap disebut sebagai Momo ne Sekku yaitu Fesival Bunga Persik sebab pelaksanaannya bertepatan dengan mekarnya bunga persik di Jepang.
Hinamatsuri sendiri sebenarnya dimaknai sebagai permohonan keluarga akan kesehatan dan kebahagiaan anak-anak perempuan di keluarga mereka. Festival ini dirayakan dengan pemasangan boneka kerajaan, dimana sebagaimana diwartakan Matcha, boneka itu dipercaya akan melindungi dan menjauhkan hal buruk serta penyakit dari anak-anak perempuan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tradisi ini bermula pada masa periode Heian ketika orang-orang berdoa pada dewa untuk memohon kesehatan dan keberuntungan. Dilansir dari The Culture Trip, Senin (24/2/2020) salah satu bagian dari festival itu adalah menghanyutkan perahu yang mengangkut boneka ke sungai. Menurut media Matcha, orang Jepang kuno punya kepercayaan bahwa nasib buruk dapat ditransfer ke boneka yang kemudian akan dibuang ke sungai.
![]() |
Kepercayaan ini akhirnya diadaptasi dalam festival Hinamatsuri yang mulai dilakukan pada periode Edo (1603-1868). Saat ini, Hinamatsuri umumnya hanya dirayakan dengan pemasangan boneka meskipun prosesi menghanyutkan boneka itu masih dilakukan di beberapa kuil.
Nah, pemasangan boneka di rumah ini juga tak boleh dilakukan secara sembarangan. Boneka-boneka kerajaan itu diletakkan pada platform berundak sesuai urutan dari atas ke bawah. Mulai dari kaisar dan permaisuri di bagian teratas, kemudian di bawahnya ada tiga perempuan, dan di paling bawah adalah musisi, samurai, dan menteri. Ekspresi wajah dan kostum masing-masing boneka juga berbeda tergantung pada kepribadian dan posisi mereka.
![]() |
Selain itu, platform pameran boneka juga dihiasi berbagai pernak-pernik seperti gerobak sapi, lemari kecil, lampu kertas Jepang yang disebut bonbori, serta cabang pohon jeruk dan persik. Di platform itu juga dapat diletakkan persembahan tradisional seperti arare (kerupuk beras) berwarna-warni, sake, dan hishi mochi (kue beras ketan berlapis-lapis).
Pemasangan boneka ini dilakukan selama satu bulan, dimulai dari awal Februari sampai 3 Maret. Setelah itu boneka ini harus segera dibereskan sebab bila terlambat dipercaya dapat melukai prospek pernikahan sang gadis.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan