Spanyol menjadi salah satu negara terdampak Corona paling parah. Namun, di sana ada sebuah kota berbenteng di atas bukit yang diklaim bebas virus itu.
Diberitakan CNN, Senin (6/4/2020) kota di puncak bukit ini memang terlihat memisahkan diri dari dunia luar. Namanya Zahara de la Sierra. Terletak di Spanyol bagian selatan, benteng yang dibangun digunakan untuk menangkis musuh. Bangsa Moor dan orang Kristiani memperebutkannya di abad pertengahan.
Zahara de la Sierra pernah dijarah oleh Prancis pada tahun 1812. Sekarang, posisi kota ini terlihat tangguh di atas pedesaan Andalusia dan tiba-tiba sekali lagi menjadi aset yang tak ternilai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
14 Maret lalu, Zahara tertutup untuk orang luar karena virus Corona atau COVID-19 mulai menyebar di Spanyol. Wali kotanya, Santiago GalvΓ‘n (40), memutuskan untuk memblokir empat dari lima jalan masuk.
Galvan bertindak saat Spanyol menetapkan keadaan gawat darurat nasional atau "state alarm". Sejak itu, Negeri Matador telah mencatat lebih dari 100.000 kasus dengan 10.000 orang meninggal dunia, menurut Universitas Johns Hopkins.
Namun, hingga saat ini tidak ada satu pun kasus Corona di antara 1.400 penduduk Zahara de la Sierra. Sudah lebih dari dua minggu, dan GalvΓ‘n berpikir bahwa itu adalah pertanda baik.
![]() |
Langkah berani GalvΓ‘n mendapat dukungan penuh dari penduduk, terutama para orang tua. Hampir seperempat dari penduduk Zahara berusia lebih dari 65 tahun.
Kota dan desa di sekitar Zahara telah terinfeksi. Ada pula yang meninggal akibat virus Corona.
Rumah-rumah putih dan jalan-jalan sempit di Zahara menempel di lereng bukit yang curam. Kota berbenteng abad pertengahan itu dikelilingi reservoir dan
kebun zaitun.
![]() |
Satu jam dari Seville dengan mobil, Zahara adalah destinasi wisata populer bagi pengunjung dari seluruh dunia. GalvΓ‘n mengatakan bahwa dalam beberapa hari pertama, mereka harus menolak kedatangan wisatawan Prancis dan Jerman karena tidak mengetahui kebijakan penutupan itu.
Di pos pemeriksaan ada penjaga yakni seorang polisi. Ia ditemani dua pria yang mengenakan pakaian pelindung yang biasanya digunakan di kebun zaitun diubah cairannya dengan campuran pemutih dan air.
Ban kendaraan bahkan harus disterilkan dari virus Corona. GalvΓ‘n mengakui bahwa tindakan seperti itu untuk menjamin warganya tetap aman, dengan rentang persentase keefektifan hingga 80%.
Tak hanya warga lokal yang lewat yang didisinfeksi, tindakan pencegahan juga dilakukan berkala di dalam Zahara. Setiap Senin dan Kamis pukul 17.30, sekitar 10 orang keluar ke jalan-jalan untuk mendisinfeksi kota, menyemprot jalan, plaza, dan di luar rumah warga.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol