Jalur kereta di negara ini luar biasa indahnya. Tapi, di balik keelokannya itu jalur kereta itu dianggap menyeramkan, namanya hidung setan.
Nariz del Diablo, inilah jalur kereta di Ekuador, Amerika Selatan. Jalur kereta ini berada di Pegunungan Andes. Terbayang sudah keindahan Gunung Andes, bukan?
Keberadaan jalur kereta hidung setan itu bermula pada tahun 1895, Presiden Ekuador saat itu, Eloy Alfaro, merencanakan pembangunan jalur kereta dari kota pesisir Guayaqui ke ibu kota Ekuador, Quito. Jarak antara Guayaqui dan Quito mencapai lebih dari 400 km, dengan posisi Guayaqui berada di selatan Quito.
Para kontraktor dari Amerika Serikat didatangkan untuk mengerjakan proyek tersebut. Tapi, kabar pembangunan jalur kereta itu ditentang oleh masyarakat.
Warga Ekuador percaya bahwa Pegunungan Andes memiliki 'penunggu', sehingga akan sulit ditaklukkan. Selain itu, warga juga tak mau jika nantinya Pegunungan Andes rusak karena pembangunan jalur kereta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat setempat percaya Nariz del Diablo bukanlah area untuk manusia. Siapapun yang memasuki wilayah itu diyakini bakal celaka 12. Apalagi, sampai merusaknya. Jalur itu bakal minta tumbal nyawa manusia!
![]() |
Tapi, pemerintah Ekuador terlanjur menggelontorkan dana untuk kontrak pekerja. Presiden juga bersikukuh untuk membangun jalur kereta impiannya itu.
Perlahan tapi pasti, rel-rel kereta mulai dirangkai hingga ke titik tersulit, Nariz del Diablo atau hidung setan.
Area itu dinamai Nariz del Diablo atau hidung setan karena titik itu berupa tebing terjal, bentuknya tegak lurus seperti sebuah hidung.
Karena konturnya yang seperti itu, para kontraktor dibuat pusing tujuh keliling. Berbagai cara dilakukan. Salah satunya, dengan meledakkan tanah dengan dinamit agar dapat membuat rangkaian jalur kereta.
![]() |
Ketakutan warga terbukti. Jalur kereta yang selesai dibangun pada tahun 1902 ini memiliki catatan kelam. Sekitar 2.000 pekerja tewas selama menyelesaikan jalur ini.
Para pekerja tewas dengan berbagai sebab, ada yang terkena longsor, demam berdarah, badai dan lain-lain. Bagi masyarakat setempat, lagi-lagi mereka percaya kematian para pekerja dikarenakan penunggu Nariz del Diablo yang marah.
![]() |
Jalur keretanya ternyata bertahan lama, sampai setidaknya tahun 1997. Sebab di tahun itu, terjadi badai El Nino yang cukup besar, dan menimbun seluruh trek kereta. Hanya tersisa 12 km saja dari Alausi ke Sibambe.
Jalur yang tersisa ternyata sampai hidung setan. Kini Ekuador membuka jalur ini sebagai wisata kereta api yang di kelola oleh operator tren Ecuador.
Harga yang ditawarkan adalah USD 33 atau sekitar Rp 500 ribuan per orang. Jika wabah pandemi Corona telah selesai, kereta wisata dengan pemandangan Gunung Andes ini bisa masuk dalam bucket list-mu.
Saat kereta berjalan menuruni tebing yang terjal dan berkelok-kelok, bak seperti main roller coaster. Di pinggirnya langsung jurang. Tapi tenang saja, keretanya akan jalan pelan-pelan kok.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak