Rekomendasi Jejalah 15 Destinasi Kolombo dalam Sehari

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

d'Traveler Stories

Rekomendasi Jejalah 15 Destinasi Kolombo dalam Sehari

riswihani - detikTravel
Rabu, 24 Jun 2020 09:55 WIB
Kolombo, Sri Lanka
Galle Face Green, Kolombo (Foto: riswihani/d'Traveler)
Jakarta -

Kolombo adalah kota terbesar di Sri Lanka berdasarkan jumlah populasinya. Kota ini sangat sibuk, campuran kehidupan modern dengan masa kolonial ada di sini.

Pada tahun 2017 saya berkeinginan untuk dapat pergi ke Sri Lanka suatu saat. Saya berharap bisa menjelajah beberapa kota di Sri Lanka mulai dari Kolombo hingga ke Sigiriya.

Waktu berjalan begitu cepat hingga tak terasa sudah memasuki tahun 2019. Menjelang pertengahan 2019 kebetulan ada tanggal merah di hari Jumat, sehingga waktu tersebut saya manfaatkan untuk planing traveling ke negara atau tempat yang sudah masuk ke dalam bucket list saya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saya melihat ada peluang mendapatkan tiket dengan harga terjangkau ke Sri Lanka dengan penerbangan direct, maka saya memutuskan untuk pergi ke sana. Saya berangkat dengan jadwal pesawat di Jumat sore dan sudah flight kembali ke Jakarta pada minggu pagi.

Hal tersebut dikarenakan hanya ada 1 jadwal penerbangan dari Jakarta yang direct ke Kolombo-Sri Lanka. Penerbangan tersebut menggunakan maskapai penerbangan lokal Sri Lanka yang flight dari Jakarta ke Kolombo pada pukul 14.50 dan flight kembali ke Jakarta pukul 07.40 waktu Kolombo.

ADVERTISEMENT

Harga tiket PP pesawat PP Sri Lanka direct yang saya dapatkan adalah sebesar Rp 3, 9 juta. Menurut saya ini harga yang relatif murah dibandingkan dengan tiket LCC airlines yang rata-rata berada di kisaran Rp 4-4,5 juta dan membutuhkan waktu perjalanan yang lebih panjang karena akan transit beberapa jam di Kuala Lumpur. Persiapan untuk pergi ke Kolombo tidak banyak karena kita bisa apply visa ETA (electronic travel authorization) dengan menggunakan aplikasi online di situs resminya https://www.eta.gov.lk.

Kolombo, Sri LankaNelum Pokuna Mahinda Rajapaksa Theatre di Kolombo, Sri Lanka (Foto: riswihani/d'Traveler)

Opsi lain, kita bisa memilih untuk membayar VOA (visa on arrival) saat kita tiba di bandara. Saat itu saya memilih untuk melakukan pembayaran VOA di Bandara Colombo saja dengan pertimbangan karena saya hanya datang kurang dari 48 jam nanti saya akan bernegosiasi untuk biaya tarif VOA-nya. Tarif untuk biaya pembuatan visa bervariasi tergantung durasi berkunjung ke sana. Mulai dari $20-40.

Durasi penerbangan direct ditempuh dalam waktu 4 jam 35 menit. Mendarat di Bandaranaike International Airport sekitar pukul 18.40 waktu setempat. Terdapat beda waktu 1,5 jam antara Kolombo (lebih cepat 1,5 jam waktu di Kolombo).

Dari bandara saya langsung menuju ke hotel yang lokasi nya berada di pusat kota Kolombo karena hari sudah cukup malam. Saya berencana langsung istirahat di hotel dan wisata kuliner di sekitar hotel tempat saya menginap saja.

Sabtu pagi pukul 07.20 saya turun ke lobi hotel, saya sudah menyewa mobil melalui aplikasi KLOOK untuk berkeliling Kolombo seharian dengan durasi maksimal 12 jam. Tujuan pertama dimulai dengan menunjungi Gangaramaya Temple yaitu salah satu kuil terpenting di Kolombo.

Kuil ini memiliki perpaduan arsitektur modern dan esensi budaya lokal sehingga menjadikan kuil ini sangat ikonik dan wajib kita kunjungi jika kalian sedang datang ke kota ini. Lokasinya terletak di Danau Beira, Gangaramaya. Sekarang menjadi salah satu kuil Buddha tertua di Kolombo.

Kemudian destinasi kedua adalah Beira Lake yang lokasinya hanya 3 menit dari kuil (berjarak sekitar 800 meter saja). Beira Lake adalah sebuah danau di pusat kota Kolombo yang saat ini sudah dikelilingi oleh banyak gedung bisnis besar.

Berlanjut ke destinasi berikutnya adalah sebuah kawasan perpaduan antara pantai, laut lepas dan deretan gedung tinggi yang sebagian besar masih dalam tahap konstruksi. Sekitar 10 menit melaju dengan mobil saya tiba di Galle Face Green yang merupakan taman kota tepi laut dengan luas sekitar 12 hektar membentang sepanjang 500 meter di sepanjang pantai, yang terletak di antara Galle Road dan Samudra Hindia di pusat kota Kolombo.

Area ini sekarang dianggap sebagai ruang terbuka terbesar di Kolombo. Kawasan ini menjadi salah satu daya tarik utama kota ini serta menjadi tujuan yang sangat populer bagi banyak wisatawan maupun warga lokal.

Sekitar jam 10.50 mobil lanjut melaju ke Lotus Tower Colombo, yaitu menara setinggi 356 meter dengan bentuk seperti bunga teratai. Bangunan yang berbentuk batang bunga di cat dengan warna hijau terang sedangkan bagian sisi atas menara yang berbentuk seperti mahkota bunga teratai dicat dengan warna ungu agak merah muda.

Bangunan ini secara simbolis mencerminkan negara Sri Lanka. Ketika saya datang gedung ini belum dibuka untuk umum, baru 4 bulan kemudian grand opening-nya.

Kemudian menuju ke destinasi kelima, Pettah Floating Market yang terletak di Bastian Mawatha di Pettah. Lingkungan ini terdiri dari 92 kios dagang, di mana sejumlah kios didirikan di atas kapal di Danau Beira.

Floating Market berfungsi sebagai objek wisata yang menjual produk lokal dan kerajinan tangan lokal. Salah satu tujuan pengembangan area ini untuk merelokasi pedagang kaki lima yang tidak berlisensi dari jalan setapak, terutama di daerah padat.

Sekitar satu jam saya bersantai menikmati kuliner di sini kemudian saya menuju ke Viharamahadevi Park yang merupakan taman terbesar di Kolombo. Kita bisa menikmati udara sejuk serta berfoto di depan taman dengan background gedung balai kota atau Parliment House Colombo yang berdiri dengan sangat gagah tepat di seberang Viharamahadevi Park dan dilengkapi dengan trek untuk lari.

Selanjutnya menuju ke destinasi ketujuh yaitu Independence Memorial Hall (Independence Commemoration Hall). Monumen ini merupakan monumen nasional di Sri Lanka yang dibangun untuk memperingati kemerdekaan Sri Lanka dari pemerintahan Inggris.

Di kepala monumen terdapat patung perdana menteri pertama negara Rt. Hon. Don Stephen Senanayake. Inilah Bapak Bangsa Sri Lanka.

Kemudian dalam perjalanan menuju Colombo Dutch Museum yaitu gedung yang menyimpan sejarah pemerintahan kolonial Belanda di Sri Lanka, saya melewati Nelum Pokuna Mahinda Rajapaksa Theatre sering dikenal sebagai Nelum Pokuna. Arsitektur bangunan ini sangat menarik karena terinspirasi oleh Nelum Pokuna (kolam teratai) abad ke-12 di Polonnaruwa yang dibangun oleh Raja Parakramabahu Agung.

Nelum Pokuna dari Polonnaruwa berbentuk seperti bunga teratai yang memiliki delapan kelopak bunga. Saya berfoto dari sisi luar pagar karena saat itu sedang tutup.

Sekitar jam 3 sore perjalanan dilanjutkan ke Colombo National Museum, yang juga dikenal sebagai Museum Nasional Sri Lanka merupakan salah satu dari dua museum di Kolombo yang dikelola oleh Departemen Museum Nasional pemerintah pusat. Di museum ini saya hanya berkeliling sebentar saja, pukul 3.40 saya kembali ke mobil dan meminta sopir untuk diantarkan ke masjid yang sangat terkenal di Kolombo, Jami-Ul-Alfar Mosque.

Warga lokal dan turis menamainya dengan yang mudah di ingat yaitu Masjid Merah atau Red Mosque. Bangunan ini adalah masjid bersejarah di Kolombo, yang terletak di Second Cross Street di Pettah.

Saya juga menyempatkan mampir ke Market Place untuk membeli suvenir dan makanan khas Kolombo seperti cokelat dan teh lokal. Baru kemudian melanjutkan perjalanan ke Temple of Sri Kailasanathar Swami Devasthanam yang biasa dikenal juga sebagai Kuil Hindu tertua di Kolombo.

Bangunan ini juga merupakan salah satu kuil terindah di Kolombo. Kuil ini dibangun di Maradana oleh sekelompok pedagang Chetti India yang pindah ke Sri Lanka untuk bisnis dua ratus tahun yang lalu. Lokasinya masih di tengah kota Kolombo, tepatnya berada di Colombo 10.

Pukul 04.50 saya menuju ke destinasi terakhir trip hari ini yaitu Lavinia Mount Beach berlokasi di pinggiran kota di Kolombo, terletak di dalam batas administratif batas kota Dehiwala-Gunung Lavinia. Di sini saya menghabiskan waktu sore menikmati sunset di pantai sambil kuliner di salah satu kafe yang terdapat di pantai.

Menu udang, mix juice dan mix plater yang lezat sangat cocok dinikmati sambil memandang laut lepas dan perubahan warna langit yang perlahan menjadi merah, orange, kemudian gelap di tengah suara deburan ombak bergulung. Seru sekali bisa memenuhi impian adventure ke Kolombo, Sri Lanka, menjelajah 15 tempat menarik dan berkuliner dalam waktu sehari. Selamat mencoba!

---

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel, riswihani dan sudah tayang di d'Travelers Stories.




(msl/msl)

Hide Ads