Saat orang-orang yang ingin naik pesawat masih terjebak di dalam rumah, restoran Thailand menawarkan sensasi makan dalam pesawat untuk yang sudah rindu terbang.
Tak hanya di Indonesia yang punya restoran bertemakan pesawat, Thailand juga menawarkan pengalaman yang sama. Bahkan di situasi pandemi yang membatasi penerbangan, kafetaria ini digemari pengunjung.
Dikutip dari Gulf News dan Malay Mail, maskapai penerbangan Thai Airways yang telah lama menghentikan sebagian penerbangannya, kini mengubah kafetaria kantor pusat yang berlokasi di Bangkok menjadi restoran bertema pesawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tempatnya yang Instagramable juga membuat pengunjung betah untuk berfoto-foto di area restoran.
"Dengan kafe ini, saya bisa duduk di kelas satu dan juga bermain-main di kokpit dengan berpura-pura menjadi kapten pesawat," kata salah satu pengunjung, Thipsuda Faksaithong kepada AFP, Jumat (18/9/2020).
Tak hanya restoran yang bertemakan maskapai penerbangan, pelayannya pun adalah seorang pramugari Thai Airways. Mengenakan seragam lengkap, mereka membuat pengunjung benar-benar berada di dalam pesawat.
"Duduk di sini, di bagian kelas satu, benar-benar memberi saya perasaan berada di pesawat, meluncur ke udara," kata Chalisa Chuensranoi.
Restoran menyajikan sekitar 2000 makanan sehari, menyajikan makanan bagi pengunjung tang belum bisa melakukan perjalanan udara dan makan di dalam pesawat. Saat ini Thailand masih membatasi sejumlah perjalanan, penerbangan komersial diberhentikan.
Lebih dari 100 pengunjung datang ke kantor Thai Airways untuk mencoba restoran pop-up baru ini dan mendapatkan kembali cita rasa santapan di dalam pesawat.
![]() |
"Biasanya, saya orang yang sangat sering bepergian dan ketika kami terpaksa harus tinggal di rumah, itu agak menyedihkan," tambah Intrawut Simapichet. Dia mengatakan pengalaman yang dia rasakan di restoran lebih dari sekedar makan.
"(Restoran) menggantikan sesuatu yang hilang," tambahnya.
Thailand merupakan negara pertama di luar China yang mendeteksi virus Corona. Namun, sejak itu jumlah korbannya menurun dengan sekitar 3.475 kasus dan 58 kematian hingga Selasa (15/9).
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!