Penjara selalu identik dengan suasana menakutkan. Tapi beda cerita dengan negara ini, penjaranya bikin narapidana bingung karena mirip hotel.
Inside the World's Toughest Prison adalah acara tv dokumentari Netlfix yang bercerita tentang aneka penjara di belahan dunia. Dipandu oleh host yang adalah mantan narapidana dan mendokumentasikan Penjara Halden di Norwegia.
Sebagai negara paling aman di dunia, banyak orang yang penasaran seperti apa bentuk penjara di sana. Apakah negara ini jadi aman karena penjaranya seram?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, Penjara Halden jauh dari kata seram. Terletak di Kota Halden, sekitar 130-an kilometer di sebelah selatan Kota Oslo (ibukota negara Norwegia), penjara ini sangatlah 'cantik'.
Dari luar terlihat bahwa penjara ini dikelilingi oleh dinding beton yang menjulang. Pengamanannya pun sangat ketat.
![]() |
Tapi begitu masuk ke dalam, narapidana akan dibuat shock. Bukan dengan kekerasan, sipir yang bertugas akan langsung mengajak narapidana untuk bersalaman, kemudian borgol akan dibuka.
Are Hoidal, Kepala Penjara Halden menjelaskan bahwa penjara adalah tempat mereka dihukum. Tapi apa yang menjadi hak mereka untuk hidup tidak boleh dilupakan.
"Mereka, para narapidana adalah manusia. Mereka telah melakukan kesalahan dan harus dihukum, tapi jangan lupa juga kalau mereka adalah manusia," katanya.
Penjara Halden lebih mirip apartemen dari pada penjara. Tak ada jeruji besi, narapida dibiarkan tidur sendiri dalam satu kamar yang berisi tv, kasur, kulkas, meja, lemari dan toilet yang bersih.
Bahkan ada jendela besar yang memberikan cahaya pada tiap ruangan. Para narapidana pun bebas keluar masuk kamar dan beraktivitas di gedung tersebut. Bukan dikunci di dalam ruang, narapidana dikunci dalam gedung.
![]() |
Setiap hari, narapidana memiliki jadwal pelatihan yang bisa dipilih. Mereka bisa ikut kelas memasak, berlatih band, perbengkelan sampai yoga. Pelatihan ini mempersiapkan keahlian bagi narapidana setelah keluar dari penjara.
"Kami tidak merampas kebebasan para narapidana. Mereka mendapat hak-hak yang layak seperti orang Norwegia pada umumnya," terang Hoidal.
Yang uniknya, penjara ini hanya menyediakan makanan sehari sekali. Kalau mau makan lagi, silakan masak sendiri. Setiap minggunya, narapidana punya jadwal khusus untuk belanja ke supermarket di Penjara Halden.
Di sanalah mereka membeli bahan makanan. Uang mereka didapat dari hasil bekerja setelah lulus pelatihan kemampuan. Uangnya dimasukkan dalam kartu, jadi sistemnya cashless.
Lingkungan baik akan membuat manusia yang baik. Itulah yang terlihat di Penjara Halden. Narapidana di sana sadar betul kalau mereka melakukan kejahatan dan ingin berubah.
Meski terlihat bahagia, namun jauh di dalam hati mereka ada penyesalan yang masih membayang. Kalau ditanya bagaimana rasanya tinggal di penjara tanpa jeruji, inilah jawaban mereka.
![]() |
"Penjara ini memang sangat baik, tak ada jeruji besi dan bahkan bisa melakukan apa saja. Namun satu hal yang harus diingat, kami tetap tidak bisa ke mana-mana, tidak bisa keluar dari gedung ini. Kami terkurung, kami tetap berada di penjara," itulah jawaban dari salah seorang narapidana.
Penjara Halden mampu menampung hingga 258 narapidana dengan 190 petugas penjara dan 100 staff karyawan lainnya. Para tahanan di sana kebanyakan kasusnya penyelundupan narkoba dan pembunuhan.
Melalui penjara yang memanusiakan manusia, angka residivisme di Norwegia jauh berkurang. Residivisme sendiri adalah kecenderungan individu atau kelompok untuk mengulangi kesalahan walaupun dia sudah pernah dihukum karena melakukan perbuatan itu.
![]() |
Angkanya hanya 20-30 persen dalam lima tahun terakhir. Jika membandingkan dengan negara lain di Eropa, Inggris misalnya, angkanya 50 persen dalam setahun.
Penjara, sekali lagi bukanlah tempat balas dendam. Bagi Norwegia, penjara adalah tempat orang berubah. Tempat merenung dan bertobat, lalu melanjutkan kehidupan sebagaimana manusia.
"Jika kami memperlakukan narapidana sebagai binatang, artinya nanti kami akan membebaskan binatang ke jalanan. Tapi di sini tidak, kami membebaskan manusia," tutup Hoidal.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan