Dua lokasi yang sarat sejarah konflik di India yakni Gletser Siachen dan Lembah Galwan, akan dikembangkan sebagai destinasi wisata baru di wilayah gurun dingin Ladakh.
Rencana Itu disampaikan langsung oleh Letnan Gubernur (LG) Ladakh, Kavinder Gupta. Ia menyebut kedua wilayah tersebut punya potensi pariwisata yang besar dan mampu menarik perhatian khalayak banyak.
"Siachen dan Galwan juga sedang dikembangkan untuk promosi pariwisata. Ini akan menjadi peluang unik bagi wisatawan untuk menyaksikan keindahan alam yang luar biasa sekaligus meresapi semangat keberanian dan pengorbanan yang ada di wilayah perbatasan Ladakh," ujar LG Gupta dikutip dari The New Indian Express, Selasa (19/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gletser Siachen dikenal sebagai medan pertempuran tertinggi di dunia, tempat pasukan India dan Pakistan saling berhadapan. Terletak di Pegunungan Karakoram, gletser tersebut berada di ketinggian sekitar 6.000 meter di atas permukaan laut, menjadikannya zona militerisasi tertinggi secara global.
Sementara itu, Lembah Galwan sempat menjadi sorotan dunia setelah terjadi bentrokan berdarah antara pasukan India dan China pada Juni 2020. Insiden tersebut menewaskan sedikitnya 20 tentara India dan empat tentara China, menjadi konfrontasi militer paling mematikan antara kedua negara sejak tahun 1975.
![]() |
Meskipun memiliki latar belakang konflik, kedua wilayah ini dinilai menyimpan potensi pariwisata yang besar, terutama bagi wisatawan yang mencari pengalaman unik di wilayah perbatasan dan pegunungan ekstrem.
Ladakh Disebut Lebih Indah dari Swiss
LG Gupta menyatakan keyakinannya bahwa Ladakh memiliki keindahan alam yang melampaui Swiss dan bisa menjadi salah satu tujuan wisata paling menarik di dunia.
"Pemerintahan saya akan mendorong pengembangan wisata petualangan, wisata spiritual, wisata religi, dan wisata musim dingin di Ladakh, sehingga Wilayah Persatuan ini bisa menjadi paket wisata lengkap yang menggabungkan adrenalin, kedamaian, dan nilai spiritual," ungkapnya.
(upd/ddn)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar